BANDUNG – Sesuai Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang pendidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terus berupaya meningkatkan mutu pendidikan vokasional melalui Program Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) se-Indonesia. Hal itu dilakukan agar mampu bersaing di dunia kerja.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menuturkan, Selama tiga tahun terakhir, pihaknya telah memberikan total bantuan mencapai Rp4,339 miliar melalui Direktorat Pembinaan SMK Kemendikbud. Namun, dalam dua tahun pelaksanaan Inpres tersebut, SMK yang terevitalisasi baru mencapai 2.300 dari total 13.000 sekolah.
”Tahun ini, kita menargetkan sekitar 280 SMK mendapatkan Program Revitalisasi,” tutur Effendy, disela-sela kunjungannya ke SMK Negeri 9, Jalan Soekarno-Hatta Kota Bandung, Kamis (21/2).
Dia menjelaskan Program Revitalisasi SMK berupa fasilitas peralatan kejuruan, pengembangan kurikulum inovasi pembelajaran, yang melibatkan industri dan pelaku usaha. Hal itu guna mendorong keterampilan yang dapat meningkatkan profesionalitas guru dan tenaga kependidikan.
”Kurikulum sudah melibatkan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) sebagai mitra. Bahkan mereka mengirim tenaga-tenaga ahlinya untuk membantu langsung praktik siswa,” jelasnya.
Dia berharap melalui revitalisasi tersebut, produk-produk yang dihasilkan sekolah dan siswa vokasional tidak main-main, melainkan sesuai standard dan kebutuhan industri karena produknya dijamin bisa dipasarkan, minimal kepada mitra pelaku usaha yang sudah terjalin sebelumnya. Sehingga serapan tenaga kerja dan produk bisa mencapai 80 persen guna mengurangi jumlah siswa vokasional yang menganggur.
”Sesuai pesan bapak Presiden, agar revitalisasi ini fokus ke beberapa sekolah dengan anggaran yang cukup sehingga hasilnya bisa terukur, ketika belum mengalami revitalisasi ,dengan setelah mengalami revitalisasi,” tandasnya. (mg4/ziz)