CIMAHI – Dinas Kesehatan Kota Cimahi mencatat dari sekitar 535.685 penduduk Cimahi, baru sekitar 72, 60 persen yang menggunakan akses jamban sehat. Sehingga masih ada 27,40 yang belum mendapat akses sanitasi yang laik.
Kepala Seksi Kesehatan Kerja dan Olahraga pada Dinas Kesehatan Kota Cimahi, Sustiyanti Pusparini mengatakan, sejak 2012 pihaknya terus berupaya melakukan pendekatan kepada masyarakat untuk membangun jamban sehat dengan metode Community Led Total Sanitation (CLTS).
”Hanya mengutamakan satu pilar yaitu stop BABS (Buang Air Besar Sembarangan),” kata Sustiyanti, usai pelaksanaan deklarasi stop BABS, di Aula Kelurahan Cibeber, Jalan Ibu Ganirah Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi, Rabu (20/2).
Sejak 2014 hingga sekarang, lanjutnya, pihaknya melakukan pelatihan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang bertujuan merubah perilaku higienis dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat. Dimana dalam STBM ada lima pilar pengembangan.
”Yang kita garap sekarang ada dipilar satu atau kelanjutan dari CLTS. Sejauh ini baru Kelurahan Cibeber yang berhasil. Di sini warga sudah berubah perilakunya dengan mengakses jamban sehat,” ucapnya.
Menurutnya, meski di Kelurahan Cibeber, perilaku masyarakatnya sudah berubah, namun bukan berarti semua warganya mempunyai jamban sehat. Tetapi minimal warga Cibeber tidak melakukan BAB sembarangan atau tidak mengalirkan kotorannya langsung ke sungai
”Jadi yang kita nilai itu perilaku warganya yang sudah sadar tidak BAB sembarangan,” tandasnya.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Cimahi, Ngatiyana mengatakan, pihaknya terus berupaya agar seluruh penduduk di Kota Cimahi bisa mengakses sanitasi yang laik. Tujuannya, agar masyarakat tak membiasakan lagi buang air sembarangan.
”Dengan kepadatan penduduk yang tinggi, sangat berpengaruh terhadap keadaan sanitasi di Kota Cimahi. Tahun 2018, jumlah penduduk Cimahi yang mengakses sanitasi laik baru 72 persen lebih,” kata Ngatiyana.
Diakuinya, permasalahan di Kota Cimahi untuk akses sanitasi, seperti pembuatan Mandi Cuci Kakus (MCK) adalah terbatasnya lahan. Meski begitu, pihaknya akan berupaya untuk membuat akses sanitas bagi warga.