MARGAASIH – Pemanfaatan tebing sungai sebagai pondasi rumah dan tempat pembuangan sampah menjadi salah satu penyebab terjadinya sedimentasi dan penyempitan bagian hilir Sungai Cilember di Kelurahan Melong dan Cimahi Tengah, hingga bermuara di Desa Nanjung Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung.
Akibatnya, saat terjadi hujan lebat Kampung Rancamalang Desa Margaasih Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung dan juga wilayah Melong Kota Cimahi kerap terkena banjir.
Bupati Bandung Dadang M Naser mengatakan, banyaknya alih fungsi lahan di bagian hulu, yang berada di Kawasan Bandung Utara (KBU), ikut memperparah luapan air sungai tersebut. Akibatnya, banjir bandang di Cilengkrang pun terjadi.
”Permasalahan banjir dimanapun tidak bisa diatasi oleh satu pihak.Jadi di sini semua stakeholder, masyarakat harus sama-sama bergerak. Hilangkan ego sektoral dan berhenti saling menyalahkan,” kata DN, di kediamannya, Senin (18/2).
Untuk itu, DN meminta agar siapapun yang akan mendirikan bangunan harus tahu aturan dan kewenangan. ”Semua harus tau aturan dimana pun lokasinya, termasuk di KBU. Selain itu perhatikan pola tanamnya, tanam sabuk gunung untuk menahan air di atas. Semuanya demi keselamatan bersama,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Drainase Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kabupaten Bandung, Mochamad Ridwan mengaku, pihaknya telah berupaya untuk mengatasi banjir Cilember.
”Kami sudah melakukan pengerukan saluran pembuangan di Kampung Rancamalang Desa Margaasih Kecamatan Margaasih, serta pembuatan saluran drainase di wilayah kecamatan tersebut,” kata Ridwan saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon.
Menurut kajian dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum, lanjutnya, mengatasi banjir Cilember diperlukan normalisasi. BBWS menilai, perbaikan drainase tidak cukup untuk mengatasinya. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI pun telah menyatakan, akan membantu upaya normalisasi tersebut. Namun demikian, saat ini pihaknya masih terkendala anggaran untuk pembebasan lahan.
”Sebenarnya Pemkab sudah menganggarkan sekitar Rp. 12 miliar untuk realisasi Kolam Retensi Soreang, Cidawolong dan Sukamanah. Tapi karena titik banjir nya banyak jadi tidak cukup. Jumlah Rp 12 miliar itu juga kelanjutan dari program tahun lalu. Sedangkan untuk pembebasan lahan di Desa Nanjung dan Margaasih saja, dibutuhkan sekitar Rp 73 miliar,” ungkapnya.