Tembok Patologis

Apa pun Trumplah yang akhirnya menang. DPR menyetujui sebagian. Trump mengeluarkan dekrit. Tembok jadi dibangun. Pemerintahan tidak perlu tutup lagi.

Trump boleh tua. Tapi tidak mau kalah. Kesehatannya begitu baik. Untuk orang berusia 72 tahun. Dengan agresivitas seperti itu. Kalau toh ada yang kurang menyenangkannya adalah kondisi perusahaannya. Yang justru merosot. Turun 7 persen. Pun banyak proyeknya yang harus dibatalkan. Seperti pembangunan hotel-hotel baru.

Trump Junior, anak presiden itu, menyalahkan partai Demokrat. Yang tidak henti-hentinya mengganggu bapaknya. Bahkan merencanakan penyelidikan baru. Ke seluruh perusahaan Trump. Apakah mendapatkan keuntungan dari jabatan presidennya.
Diumumkan juga bahwa gedung perkantorannya  banyak kosong. Yang di New York itu. Rupanya tenan justru banyak yang risi. Berkantor di gedung milik presiden. Rawan jadi obyek penyelidikan. Tapi, ujar Trump Junior, itu sudah risiko. Kalau kelak bapaknya kembali ke bisnis akan bisa maju lagi.

Adakah kesehatan mental Trump juga prima? Tergantung siapa yang berkomentar. Tapi kebiasaan Trump unggah twitter dini hari  jadi sorotan. Tidak jarang Trump sudah bertwitter pada jam 4 pagi. “Apakah ia menderita sulit tidur?,” tulis Jon Hauxwell. Ia seorang dokter ahli. Yang minggu lalu menulis untuk koran Hays di Kansas.

Hauxwell juga menyorot jumlah Twitter yang diunggah Trump. Selama satu tahun 2018 mencapai 2.843 twitter. Jauh lebih banyak dibanding twitter tahun 2017. Yang mencapai 2.277. Bukan hanya jumlahnya yang disorot. Juga isinya. Yang suka memuji diri sendiri. Tidak jarang puji diri itu sangat berlebihan. Bohongnya. Termasuk di forum seresmi SOTU (State of the Union). Di pidato yang begitu penting. Sampai Ketua DPR, Nancy Pelosi, memberinya hadiah ‘Tepuk Nancy’ yang viral itu.

“52 persen isi twitter Trump  memuji dirinya sendiri,” tulis Hauxwell.

Kesimpulannya: secara kejiwaan Trump itu tergolong obsessive compulsive behaveor.  Yang sudah patologis.

Kapan-kapan saya ingin ke tepi Rio Grande lagi. Kalau temboknya sudah jadi. (dahlan iskan)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan