CIANJUR – Setelah hilang kontak selama 10 tahun, akhirnya Imas binti Aseng (37) seorang TKW di Saudi Arabia akhirnya bisa pulang ke rumahnya, Selasa (5/2). Selama hilang kontak, Imas diduga mendapat perlakuan kekerasan dari sang majikan. Seorang TKW asal Filipina yang pertama melihat keberadaan Imas, sempat menyaksikan baju Imas berlumuran darah.
TKW asal Filipina tersebut lalu mencari TKW asal Indonesia lainnya dan mengabarkan kondisi Imas yang memprihatinkan. Dari beberapa TKW yang meng-upload kondisi Imas, seorang guru asal Cikalongkulon, Cianjur, Neni Inayatilah (35) mengenal sosok Imas. Neni lalu berupaya mencari kontak Imas untuk mengetahui kondisi dan keberadaannya.
“Saat berhasil video call, Imas menangis ia minta pulang,” ujar Neni, di Cianjur, Rabu (6/2).
Neni mengatakan, ia melakukan kontak dengan Imas sekitar November 2018. Sejak saat itu ia mulai melakukan upaya agar Imas bisa dipulangkan.
“Imas itu dulu tinggal di Cikalongkulon namun setelah menikah ia pindah ke Maniis, Purwakarta,” kata Neni.
Neni pun sempat berdialog dengan Bupati Purwakarta mengenai keberadaan Imas yang mengkhawatirkan. Arahan dari bupati, Neni disuruh untuk mendatangi Dinas Tenaga Kerja. Ia pun lantas menghubungi Dinas Tenaga Kerja dan memberikan data terkait Imas.
“Ia berangkat ke Saudi dari PT Assami yang berlokasi di Ciranjang,” kata Neni.
Segala upaya dilakukan Neni termasuk mengisi laporan di Quick Respons dan men-tag berita Imas ke Gubernur Jabar Ridwan Kamil. Waktu berlalu Neni tak kunjung mendapat titik terang akan kepulangan Imas. Ia pun lantas menghubungi saudaranya yang bekerja di Saudi Arabia.
“Saya minta saudara saya untuk membujuk majikannya, agar menelepon majikan Imas, kalau bisa memarahi karena sudah memperlakukan Imas dengan buruk,” kata Neni.
Segala upaya yang dilakukan Neni akhirnya membuahkan hasil. Bulan Januari ia mendapat kabar kalau Imas sudah berada di KBRI yang berada di Saudi Arabia.
“Kabar baik itu saya dengar, lalu saya pertanyakan lagi tentang hak Imas yang belum dibayarkan,” kata Neni.
Neni pun menghubungi pihak BNPTKI dan meminta hak hak Imas. Setelah mendapat kejelasan Neni bersyukur Imas bisa pulang dengan selamat.