BANDUNG – Rabbani, Profesor Kerudung Indonesia berusaha mengikis stigma buruk janda. Bahkan, Rabbani berusaha menaungi mereka menaungi janda-janda yang ingin sukses dan maju menjadi pengusaha dalam Jandapreneur.
General Manager Marketing Rabbani, Ridwanul Karim mengatakan, dari ratusan yang mendaftarkan diri lewat media sosial dan WhatsApp, hanya 36 janda yang akhirnya mendapatkan pelatihan di Rabbani Holding, Jalan Citarum, nomor 20A, Kota Bandung, Sabtu (2/2).
”Kami tidak menyangka antusiasme begitu besar. Apalagi di luar pulau Jawa. Terlebih program ini dimajukan karena ada kendala teknis,” kata Ridwan.
Pria yang akrab disapa Iwang itu mengungkapkan, para peserta umumnya berusia 35 hingga 40 tahun. Rata-rata minim pengalaman usaha.
Yang minim pengalaman, kata dia, masuk dalam kelas Jahe: Janda Hebat Entrepreneur. Yaitu program usaha untuk janda kelas menengah ke bawah yang kurang dalam permodalan. ”Tapi memiliki semangat utk berwirausaha tinggi,” kata dia.
Kelompok kedua Japrem. Yaitu Janda Entrepreneur Miliarder yaitu Program Usaha untuk janda yang sudah mapan dan memiliki permodalan untuk menjalankan bisnis.
”Dan semua single parent (janda, Red). Dari 36, lima orang di antaranya sudah punya basic usaha,” ucap dia.
”Secara berkala Rabbani coatching mereka untuk dilihat sejauh mana mereka bisa berkembang. Jika ada yang kurang, dievaluasi agar tidak salah langkah,” sambungnya.
Untuk Jahe, dilatih dari nol untuk bisa berusaha. Bisa dimulai dengan menjadi dropshipher produk Rabbani. Sementara yang sudah memiliki usaha, baik warung atau toko diarahkan menjadi seller Rabbani. ”Tidak ada kewajiban mereka untuk menjual produk Rabbani. Intinya ke ilmunya, pemberdayaannya,” tegas Iwang. (rie)