SOREANG – Untuk menyiasati melambungnya harga pestisida kimia, Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Bandung gencar melakukan sosialisasi dan pembinaan teknis (bintek) pembuatan pestisida alami berbahan nabati dan hayati.
Kepala Distan Tisna Umaran mengatakan, selain lebih murah, pestisida alami juga dinilai bisa menekan jumlah residu bahan kimia pada hasil panen agar bisa masuk ke pasar yang lebih luas.
Kepala Distan Kabupaten Bandung Tisna Umaran mengatakan, pihaknya sebenarnya sudah sejak lama mengimbau petani untuk menggunakan pestisida alami. “Namun sebagian besar petani tetap lebih memilik pestisida kimia karena praktis dan mudah didapat ketika kondisi normal,” jelas Tisna kepada wartawan di Soreang kemarin (23/1)
Menurut Tisna, kondisi yang dikhawatirkan selama ini justru terjadi di mana harga pestisida kimia melambung dan petani menjadi kebingungan. Pestisida kimia bukan lagi barang yang mudah didapat dan dijangkau, terutama oleh petani kecil.
Lebih lanjut dia menjelaskan, pemerintah tidak bisa mengintervensi kenaikan harga pestisida kimia. Soalnya barang tersebut merupakan barang yang dijual bebas dan non subsidi.
Oleh karena itu, hukum dagang pun berlaku pada pestisida kimia. Sesuai dengan mekanisme pasar, wajar jika saat ini harga melonjak karena permintaan pasar pun meningkat drastis.
Kenaikan permintaan tersebut, kata Tisna, tak lepas dari kebutuhan petani yang juga melonjak akibat serangan hama dan penyakit. “Curah hujan seperti saat ini memang membuat hampir seluruh lahan hortikultura termasuk sayuran, rentan terhadap serangan hama dan penyakit,” ujarnya.
Di sisi lain, Tisna mengaku kondisi saat ini memberikan hikmah karena petani mulai tertarik menggunakan pestisida alami. Namun ia mengakui bahwa Distan tidak mungkin secara langsung memberikan bantuan pestisida alami, karena umur simpanya yang singkat membuat produksi massal sulit dilakukan.
Distan menyiasati hal itu dengan menggelar bintek di beberapa sentra hortikultura seperti Kecamatan Kertasari, Pangalengan dan beberapa wilayah lain. Para petani bersama kelompoknya diajak untuk membuat sendiri pestisida alami agar bisa langsung digunakan.
Menurut Tisna, pembuatan pestisida alami memang membutuhkan usaha dalam mengumpulkan dan memproses bahan baku. Namun bahan baku tersebut mudah ditemukan bahkan seringkali tanpa harus membeli serta hanya membutuhkan air sebagai media pelarut.