Sementara, catatan utama Hendri bagi KPU untuk debat kedua adalah jangan terlalu akomodatif kepada paslon. ”Ikuti saja peraturan yang ada, laksanakan. Kalau paslonnya nggak suka, diemin aja,” tambahnya. KPU harus lebih tegas membuat aturan main dan harus dipatuhi oleh kedua paslon.
Sebelumnya Cawapres 02 Sandiaga Salahuddin Uno sepakat dengan usulan Hendri. Menurut Sandi, debat Pilpres berikutnya perlu dibuat lebih santai. Lantaran durasi debat sekitar 2,5 jam. Faktor usia paslon menjadi pertimbangan Sandi.
”Ya, saya melihat bahwa kalau kita berdiri terus lama 2,5 jam itu tentunya kan sangat melelahkan. Dan perlu pijit. Apalagi buat Pak Prabowo yang mendekati 70 dan pak kiai (Maruf Amin, Red) sudah lewat 70 itu,” ujar Sandi.
Dia mencontohkan, format debat pada saat pemilihan Gubernur DKI Jakarta itu lebih baik daripada debat sesi pertama Kamis (17/1) lalu. ”Kita mengelaborasi per topik. Itu akan jauh lebih mendalam dan perdebatanya akan melihat dan mengukur masing-masng pasangan calon terhadap pemahamanya di topic tersebut,” terangSandi.
Kemasan debat sesi pertama itu juga dianggap terlalu mewah. Dengan menghadirkan banyak penonton. Padahal, menurut Sand bisa dibuat lebih sederhana lagi.
”Menurut saya dibuat di studio TV saja. Di studio TV duduk terus undang milenial,” timpalnya.
Selain itu, debat itu sesungguhnya bukan hanya untuk para penonton yang ada di dalam ruang debat. Tapi, lebih ditujukan untuk ratusan juta masyarakat Indonesia. ”Nah nggak usah pakai yel-yel. Itu sudah lewat lah zaman yel yel itu sudah. Kita sudah melewati fase hingar bingarnya,” kata dia.
Ketua Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Amin Jusuf Kalla berpendapat, debat semestinya harus lebih bisa menunjukan kemampuan personal pasangan calon dalam menyikapi persoalan.
”Kalau pemimpin itu harus mengambil sikap pada waktu debat. Kadang-kadang tidak perlu persiapan. Sebenarnya diskusi ini harus mencerminkan itu,” ujar JK yang tiga kali ikut kontestasi pilpres itu.
JK memang mendapatkan undangan untuk hadir menyaksikan debat di Hotel Bidakara itu. Tapi dia lebih memilih untuk nonton bersama dengan kolega di rumah dinas Wakil Presiden di Jalan Diponegoro.