BANDUNG – Untuk ikut ambil bagian dalam penanganan sungai Citarum pada 2019 ini, Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Jawa Barat akan dilibatkan dalam menangani permasalahan Sungai Citarum.
Ketua Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Jabar, Dede Yusuf Macan Effendi mengakui, ajakan ini adalah intruksi dari Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil yang juga merupakan Dansatgas Citarum Harum.
Dia mengaku bangga karena mendapatkan kepercayaan dari Gubernur. Sebab, dengan melibatkan pramuka diharapkan akan memberikan edukasi bagi generasi muda khususnya pentingnya menjaga lingkungan sungai.
Dede menuturkan, untuk memulai terjun ke penangan Citarum pihaknya mngusulkan program berupa Karya Bakti Arung citarum yang difokuskan kepada edukasi peran serta masyarakat dan inovasi bagaimana membuat kreativitas disepanjang DAS Citarum.
’’Konsep ini alhamdulillah diterima oleh pak Gubernur dengan baik,” ujar Dede kepada wartawan keamarin. (13/1).
Selain itu, dalam waktu dekat diawal Februari 2019, pihaknya bersama Pramuka akan menggelar kegiatan Citarum Expo di wilayah Kabupaten Bandung. Kegiatan tersebut akan melibatkan seluruh stakeholder dan relawan lingkungan.
’’Dalam kegiatan itu, nantinya akan juga melibatkan semua stakeholder dan relawan, untuk bersama-sama menangani sungai Citarum,”kata dia.
Dede menuturkan, dalam tiga tahun, targetnya akan ada evaluasi emnyeluruh yang dilakukan setiap tahunnya. Termasuk keikutsertaan Pramuka dimulai pada 2019 ini.
Dede mengatakan, dalam program Citarum Harum ini akan ada 9 Kwartir Cabang Pramuka yang dilibatkan. Yang mana dari 9 Kwartir Cabang itu ada sekitar 6000 lebih Gugus Depan disepanjang DAS Citarum. Sebab, jika berbicara DAS Citarum ada sekitar sembilan Kabupaten/Kota.
’’ Jadi ada sembilan Kwartir Cabang yang terlibat, yakni di Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Bandung, Cimahi sedikit, Cianjur, Purwakarta, Karawang, Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi. ,” terangnya.
Konsep dalam penanganan sungai Citarum yang akan dilakukan oleh Pramuka ini, lanjut dia, tidak akan jaduh dari permainan, pendidikan, inovasi dan kreativitas. Nantinya, para anggota Pramuka akan turun langsung untuk berinteraksi dengan masyarakat.
“Penggeraknya Pramuka, tapi kami berinteraksi dengan masyarakat. Contohnya, mengajak kepada masyarakat bahwa dari sampah itu bisa dilakukan 3R. Jadi nanti ada namanya pendidikan pengolahan sampah. Lalu bagaimana juga mempelajari bagaimana menjadikan air paling tercemar ini bisa jadi layak dipakai. Proses pemurnian, karena di Pramuka itu biasa kalau kamping di hutan mencari air kotor pun harus bisa diolah,” ujarnya.