NGAMPRAH– Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Kabupaten Bandung Barat terus menggenjot kebiri terhadap hewan liar seperti anjing, kucing dan kera. Hal itu dilakukan untuk mengurangi populasi hewan penular rabies (HPR) yang dapat membahayakan terhadap manusia.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan pada Disnakan KBB, Wiwin Apriyani menyebutkan,
target kebiri hewan liar itu bisa rampung hingga bulan September 2019. Untuk mengejar target itu, Disnakan akan bekerjasama dengan komunitas-komunitas hewan peliharaan untuk ikut membantu menangkap hewan-hewan liar yang ada di Bandung Barat. “Nantinya para komunitas ini akan ikut membantu penangkapan hewan liar dan langsung diserahkan kepada kami atau puskeswan untuk dilakukan kebiri,” ujarnya di Ngamprah, kemarin.
Sementara program kebiri hewan liar ini, lanjut Wiwin, merupakan program yang sudah rutin dilakukan Disnakan KBB tiap tahunnya. Namun, untuk tahun ini merupakan program turunan pemerintah pusat “Stop rabies zero 2030. Dimana Indonesia bebas dari penyakit rabies. Ini memang program nasional, kita sudah mulai sejak lama, tapi karena ada beberapa kasus gigitan hewan liar, maka kami melanjutkan kembali program ini,” ujarnya.
Kebiri hewan liar diperlukan untuk mengurangi resiko kasus gigitan hewan rabies di KBB. Kebiri dilakukan terhadap hewan pejantan agar alat reproduksinya tidak berfungsi.
“Hewan liar itu sangat rentan terhadap penyakit rabies. Maka kami menargetkan 100 ekor hewan liar atau hewan yang bisa menularkan rabies berdarah panas,” katanya.
Dia menambahkan program kebiri hewan ini khusus untuk hewan pejantan. Pasalnya, hewan pejantan lebih mudah dipelihara pasca operasi dan beresiko cukup kecil.
“Paling juga inspeksi itupun kalau hewannya tidak bisa diam. Beda dengan kalau hewan betina (ovarium histerektomi), sangat sulit dan berisiko tinggi,” ungkapnya seraya menyebut ada sekitar 4.068 hewan penular rabies di KBB.
Lebih lanjut Wiwin menjelaskan, meski saat ini di KBB belum ditemukan kasus gigitan oleh hewan rabies, namun antisipasi harus tetap dilakukan. Sebab, masih banyak terjadi kasus gigitan hewan yang sengaja diprovokasi oleh manusia. “Kita berharap melalui program ini tidak ada lagi korban rabies,” pungkasnya. (drx)