CIMAHI – Tiga siswa SMKN 1 Cimahi merintis aplikasi yang dinamakan Vending Machine dan E-Money. Vending Machine dan E-Money. Bahkan, dua aplikasi layanan ini diciptakan dalam tempo 24 jam.
Ketiga siswa Kelas XIII tersebut adalah Muhammad Rawdoh,17, Rina Hikmawati,19, yang merupakan siswa jurusan Teknik Elektronika Industri. Serta Ahmad Herdiansyah,18, siswa jurusan Teknik Komputer Jaringan (TKJ). Ketiganya berkolaborasi menciptakan mesin penjual otomatis menggunakan uang elektronik.
Hasil karyanya itu, mereka mendapatkan Juara II Smart Hackathon 2018 Financial Literacy Millennials tingkat nasional yang diselenggarakan Kementrian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) RI pada Desember 2018 lalu.
Saat ditemui di Ruang Produksi SMKN 1 Cimahi, Jalan Mahar Martanegara, kemarin (7/1), ketiganya sangat semangat berbagi cerita seputar Vending Machine dan E-Money yang mereka ciptakan.
M Rawdoh, siswa Kelas XIII Jurusan Teknik Elektronika Industri SMKN 1 Cimahi menuturkan, sebelum menciptakan aplikasi mesin penjual otomatis, dirinya dan Ahmad Herdiansyah, mencoba merintis ’Smart Home’ atau alat pengontrol rumah.
”Sempat alat itu diikutikan dalam lomba di Tangerang pada bulan Oktober 2018. Cuma kalah karena persiapan,” tuturnya.
Namun, kegagalan itu tak lantas membuatnya patah semangat. Dia terus mencoba berbagai inovasi baru. Kali ini, ada siswa cantik bernama Rina Hikmawati, jurusan Teknik Elektronika Industri yang bergabung.
Mereka memutuskan mengikuti lomba Smart Hackathon yang diselengarakan Kementrian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) RI. Ide saat itu yang terbesit ialah membuat aplikasi Vending Machine dan E-Money yang mereka ciptakan. Sempat bingung, akhirnya aplikasipun berhasil diciptakna dalam waktu 24 jam. Sebelum menjadi juara II, alat yang mereka rintis itu terlebih dulu masuk 40 besar, dari sekitar 300 peserta yang terdaftar saat itu.
Rina menjelaskan, secara umum cara kerja Vending Machine dan E-Money sama dengan mesin penjual otomatis lainnya. Dimana dari dalam mesin itu bisa mengeluarkan berbagai barang. Namun perbedaannya, alat yang diciptakannya tersebut tak harus menggunakan koin seperti kebanyakan.
”Untuk ini (vending Machine) menggunakan E-Money. Dengan E-Money itu, pengguna tinggal scan barcode. Tentu E-money itu harus memiliki saldo,” jelasnya.
Rina mengaku, saat ini mesin tersebut masih sederhana. Sebab isi dalam mesin tersebut masih produk produk yang berbentuk sachet. ”Tapi nanti bakal dikembangkan lagi,” imbuhnya.(ziz/yan)