BANDUNG – Jangankan sakit berat dan kronis, impaksi gigi bungsu pun dapat sangat mengganggu aktivitas. Impaksi gigi atau gigi terpendam merupakan kondisi gigi yang terjebak di dalam gusi. Umumnya, impaksi gigi terjadi pada gigi geraham bungsu orang dewasa. Hal tersebut dialami oleh Gilang Kharisma (28), salah satu peserta JKN-KIS dari segmen Peserta Penerima Upah (PPU) PNS di Kejaksaan Negeri Bandung.
Awalnya Gilang merasa tertanggu dan nyeri di bagian gigi gerahamnya. Setelah dilakukan pemeriksaan ke dokter gigi, Gilang disarankan untuk mendapat tindakan operasi segera karena adanya impaksi.
“Saya sempat kontrol ke dokter gigi karena sudah sangat mengganggu sekali. Kata dokter harus operasi, karena impaksi lah yang menyebabkan nyeri di sekitar geraham. Saya tidak menyangka, tumbuh gigi bungsu aja bisa jadi masalah ya,” ujar Gilang pada Senin (31/12).
Akhirnya Gilang dirujuk ke RS Khusus Gigi dan Mulut di Kota Bandung untuk mendapatkan tindakan operasi.
“Alhamdulillah, semua berjalan lancar. Sempat dirawat inap di rumah sakit dan ini pertama kali saya memanfaatkan kartu JKN-KIS, semua biayanya ditanggung. Tidak hanya itu, bahkan pasca operasi sewaktu harus kontrol bolak-balik ke rumah sakit pun, tidak ada biaya yang harus saya keluarkan. Beruntung sekali saya sudah menjadi peserta JKN-KIS,” ujarnya.
Ketika ditanya tentang pelayanan yang ia terima saat menjalani pengobatan, Gilang menceritakan pengalamannya. “Pelayanan kesehatan yang saya terima sudah sangat bagus, saya puas,” ujar Gilang.
Gilang juga merasa beruntung sekali menjadi pserta JKN-KIS. “Itulah pentingnya menjadi peserta JKN-KIS, karena tidak hanya berguna saat kita sakit parah. Karena gigi bungsu impaksi saja, bisa jadi masalah kalau tidak memiliki JKN-KIS. Makanya saya bersyukur sekali sudah didaftarkan instansi temoat saya bekerja menjadi peserta JKN-KIS. Kalau belum jadi peserta, berapa biaya yang harus saya keluarkan untuk operasi gigi ini, pasti biayanya besar. Bisa saya bayangkan juga peserta yang lain yang menderita penyakit kronis, pasti sangat terbantu sekali dengan menjadi peserta JKN-KIS ini,” jelas Gilang.
Gilang menuturkan bahwa dirinya sendiri memang baru pertama kali memanfaatkan pelayanan JKN-KIS. Namun sebelumnya, istri Gilang juga pernah melakukan persalinan menggunakan JKN-KIS.