Selain fokus mendoakan korban tsunami Banten dan Lampung, Kapolda juga meminta doa agar Jabar lebih aman, kondusif, dan sejahtera.
”Dari pada konvoi ngabisin (buang-buang) bensin, kalau salah ngerem bisa kecelakaan lebih bagus berdoa bisa di masjid di mushola atau rumah,” ujar Agung di Mapolda Jabar, kemarin (28/12).
Polda Jabar bertugas dalam pengamanan natal dan tahun baru yang tergabung Operasi Lilin Lodaya 2018. Secara kekuatan Polda telah menurunkan sebanyak 23.400 personel, yang terdiri dari 18.000 Polri, 5.200 TNI, dan selebihnya adalah Satpol PP, Dinas Perhubungan, Dinas Sosial, dan dinas terkait.
”Personel tersebut tergabung dalam pos-pos pengamanan dan pos pelayanan. Mereka bergabung untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat,” ujarnya.
Adapun sasaran pengamanan yakni di gereja saat perayaan natal, sedangkan pada tahun baru akan beroperasi di temoat hiburan, pusat keramaian, dan tempat wisata pun merupakan bagian yang harus diamankan.
Selain itu Agung juga mengimbau agar masyarakat Jabar makin giat dalam siskamling. Menurutnya hal itu, untuk menekan angka kriminalitas jalanan, seperti pencurian kendaraan bermotor (curanmor), pencurian dengan pemberatan (curat), dan pencurian dengan kekerasan (curas). Hal ini disampaikan saat rilis akhir tahun 2018, di Markas Polda Jabar, Jumat (28/12).
”Kami mendorong agar masyarakat untuk kembali aktif melakukan siskamling, yang dimulai pukul 22.00 hingga pukul 05.00, ini dilakukan agar tercipta kondusifitas masyarakat Jabar,” tambahnya.
Agung menegaskan, hal tersebut berdasarkan pengungkapan yang dilakukan kepolisian, kasus curanmor terjadi di kisaran pukul 03.00-06.00. Dari 2.421 kasus curanmor, 542 diantaranya terjadi pada waktu tersebut. Lokasi yang menjadi sasaran pelaku curanmor mayoritas berada di halaman rumah (753 kasus). Lalu, di jalan umum (268 kasus) dan tempat parkir (192 kasus).
”Modus menggunakan kunci palsu untuk menggasak kendaraan korban masih menjadi favorit para pelaku. Sedangkan kasus curat, modus operandi paling banyak adalah dengan merusak, dan korban rata-rata berprofesi sebagai wiraswasta,” tegasnya.
Dari 313 kasus curas, 248 lokasi kejadian berada di jalan umum. Dan, waktu beraksi pelaku curas berada di antara pukul 24.00-03.00 dengan 67 kasus. Lalu, pukul 21.00-24.00 (65 kasus) dan pukul 18.00-21.00 (49 kasus). Untuk modus operandinya, mayoritas dengan cara merampas (155 kasus), gunakan senjata tajam (76), dan gunakan senjata api (19 kasus).