SUMEDANG – Universitas Padjadjaran menggelar kegiatan “Academic Health System” (AHS) 2018 dengan tema “Mempersiapkan Remaja Sehat Menuju Generasi Kuat Cegah Stunting” di Kabupaten Karawang. Kegiatan yang digelar hingga hari besok (9/12) itu merupakan salah satu perwujudan komitmen Unpad dalam upaya pencegahan dan penurunan angka stunting di Indonesia.
”Banyak masyarakat yang berpikir bahwa stunting atau kerdil itu dari keturunan, genetik, padahal tidak. Itu juga ada hubungan dengan asupan gizi,” ujar Sekretaris Panitia Supercamp 2018, Dr. Rd. Ahmad Buchari, SIP., M.Si dalam siaran persnya yang diterima Jabar Ekspres kemarin (7/12).
Berbagai faktor yang dapat menjadi penyebab stunting berupa kurang baiknya praktik pengasuhan, keterbatasan layanan kesehatan, serta kurangnya akses terhadap makanan bergizi dan air bersih.
Balita yang mengalami stunting akan memiliki fungsi kognitif yang tidak maksimal, lebih berisiko mengalami penyakit, dan di masa depan, tingkat produktivitas akan menurun. Stunting pada akhirnya dapat menghambat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kemiskinan, dan memperlebar ketimpangan.
Rangkaian acara AHS 2018 diawali pada Kamis (6/12) lalau dengan kegiatan in house training di Puskesmas Kecamatan Tempuran, Kabupaten Karawang serta penguatan Pelayanan Obstetri Neonatus Essensial Dasar (PONED) di Kabupaten Karawang. Upaya penguatan PONED ini bekerja sama dengan Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) serta Ikatan Dokter Anak (IDAI) cabang Jawa Barat.
Acara ini digelar untuk menguatkan kapasitas tenaga kesehatan di Kabupaten Karawang, khususnya Kecamatan Tempuran.
Selanjutnya, hari ini di SMAN 5 Karawang akan digelar Stunting Camp. Kegiatan ini diikuti ekitar 300 peserta yang merupakan perwakilan siswa SMA dan SMK se- Kabupaten Karawang, serta perwakilan mahasiswa Universitas Singaperbangsa Karawang dan Stikes Kharisma Karawang.
Melalui Stunting Camp diharapkan dapat meningkatkan kesadaran para remaja mengenai pencegahan stunting. Peningkatan kesadaran stunting perlu dilakukan sejak dini, sebelum mereka menikah dan menjadi orang tua.
”Asupan gizi kan bukan hanya diperlukan saat anak sudah lahir. Tapi saat ibu mengandung juga perlu ada perhatian,” ujar Ahmad Buchari.