BANDUNG – Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah (Dirjen-IKM) Gati Wibawa Ningsih mengungkapkan, Jawa-Barat memeiliki potensi yang cukup besar teruma pelaku industri kecil dan menengah.
“Menurut saya IKM di Jabar punya potensi yang cukup besar, dimana tahun ini saja pelaku IKM mendapatkan bantuan restrukturisasi sebanyak 39 IKM. Sementara daerah lain hanya satu sampai tiga IKM,” jelas Gati Wibawa Ningsih saat Penandatanganan Surat Perjanjian Pemberian Bantuan (SPPB) program Restrukturisasi Mesin atau Peralatan IKM dalam Rangka Peningkatan Daya Saing di Best Western Hotel Bandung Selasa (4/12).
Dia melanjutkan, Bandung merupakan kota kreatif. Selain akan mengembangkan batik tenun, pihaknya juga akan menjadikan sarung sebagai new life style.
“Selain untuk ibadah, tentunya sarung juga bagus untuk fashion. Kita akan perkenalkan bagaimana cara pakai sarung dalam fashion,” tambah Gati.
Untuk mendongkrak produktivitas para pelaku IKM, Dirjen IKM memberikan bantuan dalam bentuk potongan harga untuk pembelian mesin 25 hingga 30 persen.
“Karena itu, upaya penyerapan bagus, para IKM ini bisa memperoleh bantuan restrukturisasi. Alokasi tahun ini untuk program restrukturisasi Rp 11, 76 miliar, tahun 2019 mendatang kami tingkatkan menjadi Rp 20 miliar,” jelas Gati.
Kegiatan “Penyerahan SPPB Kegiatan Restrukturisasi Mesin dan/atau Peralatan IKM Tahun 2018” dihadiri oleh 39 IKM terdiri dari 16 IKM Bordir, 7 IKM Pangan, 4 IKM Tekstil dan Produk Tekstil, 2 IKM Mainan Anak, 1 IKM Konveksi, 1 IKM Pertenunan, 1 IKM Kain Rajut, 1 IKM Bulu Mata, 1 IKM Sepatu, 1 IKM Kerajinan, 1 IKM Furniture, 1 IKM Suku Cadang, 1 IKM Pompa, dan 1 IKM Permesin sebagai perwakilan dari IKM yang menerima fasilitasi restrukturisasi.
Kegiatan tersebut merupakan acara serah terima secara resmi terhadap IKM yang terpilih menjadi penerima fasilitasi program restrukturisasi mesin dan / atau peralatan produksi IKM.
“Diharapkan IKM yang menerima fasilitasi program restruktrisasi dapat mengembangkan usahanya melalui peningkatan produktivitas dan kualitas, sehingga mampu bersaing di pasar dalam negeri maupun luar negeri,” pungkasnya. (ss)