Rakyat harus bersatu mencegah berkuasanya para politisi posesif. Strategi terbaik adalah rekam jejak para calon dikaji secara kritis. Durasi waktu kampanye enam bulan perlu dimanfaatkan untuk menimbang rekam jejak dan program kerja. Sikap kritis pemilih (rakyat) menjadi salah satu strategi hadirnya politisi yang berjiwa pelayan (servant). Politisi pelayan bukan hanya hadir saat musim pemilu, tetapi setiap waktu hadir memberikan pelayanan terbaik untuk rakyat.
Pemimpin yang Melayani
Pada era modern, kepemimpinan kelayan pertama kali diperkenalkan oleh Robert K. Greenleaf (1904-1990) pada tahun 1970-an. Istilah ini berasal dari dua suku kata yaitu leader dan servant. Kedua istilah ini “Oxymoron” karena memainkan dua peran yang berbeda dalam satu waktu, melayani (serve) dan memimpin (lead).
Sikap ini muncul dari perasaan tulus dari dalam hati dan memiliki kehendak kuat untuk melayani orang lain baik dalam komunitas politik, bisnis, agama maupun sosial. Pemimpin melayani kebutuhan orang-orang yang dipimpinnya. Ia membangun dan mengembangkan mereka dengan sepenuh hati. Ia mengosongkan diri tanpa mementingkan kepentingan pribadi, kelompok atau golongan. Benda-benda material, kekuasaan, harta yang dimiliki sebagai sarana untuk mencapai kesejahteraan bersama.
Orientasi utama pemimpin pelayan adalah rakyat yang dilayani. Bagi mereka, jabatan hanyalahamanah dan sarana membangun dan memberdayakan sesama manusia. Segala kepemilikanharta kekayaan, kekuasaan, dan kemuliaan semata-mata demi kepentingan rakyat. Sejarah mencatat, tokoh-tokoh pemimpin pelayan hadir mewarnai jagat politik misalnya Nelson Mandela, tokoh pembebasan Afrika Selatan dari politik rasialisme.
Ketika menjabat sebagai Presiden tahun 1994, Nelson Mandela menyisihkan gajinya untuk anggaran sosial dan bantuan kepada anak-anak miskin. Jose Mujica, Presiden Uruguay (2010-2015). Ia seorang pejabat tertinggi di negara tersebut, namun memiliki gaya hidup yang sangat sederhana. Saat pendahulunya memilihi tinggal di istana presiden, ia justru memilih tinggal di rumah sederhana, bercocok tanam dan menyisihkan 90 % gajinya untuk orang miskin yang membutuhkan. Representasi pemimpin pelayan di republik ini hadir dalam sosok-sosok hebat seperti Joko Widodo (Presiden RI ke-7). Ia adalah presiden rakyat, sederhana dan memposisikan diri sebagai rakyat kebanyakan. Kemudian Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini. Ia melayani dengan hati dan selalu mengutamakan kepentingan masyarakat Surabaya. Kata-katanya yang sering terngiangadalah jangan merasa jadi pejabat, jadilah pelayan rakyat.