”Ya saya sempat ngobrol langsung sama HS ini, ngopi bareng juga, tetapi dia terlihatnya banyak mainin hape saja, dan tidak terlalu banyak ngobrol dengan saya. Saat menjelang isya dia sempat membeli pulsa ke tempat yang jual pulsa, dan setelah isya juga terlihat turun lagi membeli pulsa, lalu kembali lagi ke sini untuk istirahat,” jelasnya.
Menjelang malam, Asep mengaku dihubungi oleh penjual pulsa dan menanyakan keberadaan HS lalu dan bertemu dengan beberapa orang yang menjelaskan bahwa HS adalah tersangka pembunuhan di Bekasi. Sebelum ditangkap pihak kepolisian, Asep bersama beberapa orang pendaki sempat menjaga HS agar tidak melarikan diri dengan pura-pura ngopi bareng.
”Saat saya sedang ngobrol, HS bicara kalau ia mau tidur dulu lalu langsung mengambil posisi rebahan, dan saya masih melanjutkan menjaga sambil ngobrol. Sekitar pukul 22.00 anggota kepolisian saat itu mematikan beberapa lampu rumah agar gelap dan tidak mengagetkan warga lainnya, lalu ada seorang yang datang ke saung dan langsung menangkap HS,” ungkapnya.
Saat ditangkap anggota kepolisian, kata Asep, HS sempat mengaku bukan orang yang melakukan aksi pembunuhan di Bekasi dan namanya bukan seperti yang disebutkan. Namun kemudian HS tidak mengelak karena ada bukti yang menguatkan anggota yang melakukan penangkapan, berupa kunci mobil Nissan X-Trail.
”Jujur saya sempat kaget pas tau kalau dia ini pelaku pembunuhan, soalnya dari pas datang kita ngobrol dan ngopi bareng. Kalau dari awal saya tahu dia penjahat pasti akan langsung saya dan warga di sini tangkap,” katanya. (*)