CIMAHI – Menghadapi launching Wisata Militer dengan konsep Cimahi Military Haritage Tourism pada14 Desember 2018. Pemerintah Kota Cimahi terus melakukan berbagi persiapan. Salah satunya memberikan pembekalan kepada para calon pemandu wisata.
Dalam pembekalan tersebut peserta diberi wawasan oleh Asosiasi Travel Indonesia (Asita) dan Pengusaha Hotel Restoran Indonesia (PHRI) terkait pengelolaan pariwisata.
Selain itu, para calon pemandu wisata juga diajak mengunjungi beberapa tempat yang masuk haritage seperti Pusdik Armed, Historic, rumah tahanan Poncol, Erevelle Leuwigajah dan kampung adat Cireundeu.
Kunjunga dilakukan dengan tujuan agar mereka lebih tahu tempat yang akan dikunjunginya sehingga kelak para pemandu wisata bisa menjelaskan kepada wisatawan yang datang.
Kepala Bidang Pariwisata Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Olahraga (Disbudparpora) Kota Cimahi, Ero Kusnadi, mengungkapkan, Pemkot membuat wisata militer dilatarbelakangi bahwa Cimahi sangat minim destinasi wisata, Bahkan, Cimahi sudah terkenal dengan julukan kota tentara.
”Dulunya Cimahi sebagai daerah pertahanan militer Belanda dari situlah muncul ide wisata militer yang sifatnya tematik,”kata Ero kep[ada wartawan ketika ditemui belum lama ini.
Menurutnya, pihaknya sudah beberapa kali melakukan kajian dan koordinasi dengan satuan-satuan TNI dan mendapat sambutan baik. Sehingga, pihaknya langsung menyusun dan membuat konsep untuk wisata tersebut.
”Kita akan buka beberapa paket wisata disini. Dengan perjalanan menggunakan kendaraan bantuan dari Provinsi yang akan diberinama Sakoci (saba Kota Cimahi),” ujarnya.
Ero mengatakan, untuk pengelolaan, pihaknya akan menyerahkan kepada masyarakat. Hal tersebut dilakukan agar tingkat perekonomian masyarakat Cimahi bisa meningkat. Apalagi kepariwisataan ini ada berbagai peluang ekonomi.
”Kami persilahkan masyarakat memanfaatkan untuk meningkatkan perekonomian. Pemerintah hanya memediasi antara masyarakat dengan pihak militer serta membina dalam segi manejemen dan pemberian wawasan kepada calon pemandu wisata,” katanya.
Ero menjelaskan, untuk pengembangan wisata, diperlukan promosi dan terus melakukan kegiatan sosialisasi. Selain itu pengemasan paket wisata unggulanpun akan sangat berpengaruh kepada kemajuannya.