48 Rumah Terancam Roboh

BANDUNG – Bencana pergerakan tanah mengancam jiwa 123 Kepala Keluarga di Kampung Sawah Jauh dan Kampung Cihantap, Desa Puncaksari, Kecamatan Sindangkerta Kabupaten Bandung Barat.

Informasi diperoleh, sedikitnya 48 bangunan rumah yang berada di bawah tebing mengalami retak pada bagian dinding dan lantai. Warga pun diimbau untuk mengungsi jika intensitas hujan terus meningkat.

Menurut salah seorang war­ga, Ratmi, warga Kampung Cihantap, RT 2 RW 7, perge­rakan tanah mulai dirasakan sejak 1 November 2018 se­kira jam 16.00. Diawali longs­oran di beberapa sisi tanah, perlahan retakan terjadi hingga kini lantainya amblas setinggi lima centimeter di beberapa bagian.

”Awalnya tanah itu seperti bergetar, kata suami saya ada longsor di bawah. Tak berse­lang lama beberapa dinding dan lantai retak,” ujar Ratmi, kemarin (8/11).

Meski masih bisa diting­gali, setiap malamnya dia mengaku tak bisa lelap tidur. Apalagi saat turun hujan de­ras dan berlangsung lama, sesekali tanah bergetar dan sontak bergegas keluar.

”Kalau hujan deras apalagi lama, tanah terasa bergetar dan warga lain juga pada keluar rumah cari tempat aman,” kata dia.

Kepala Desa Puncaksari Abdul Rosyid menyebut jika rumah warga yang terdampak saat ini kondisinya cukup mengkhawatirkan. Hampir semua bangunan di pemuki­man dua kampung itu men­galami retak dan berpotensi roboh.

Pemerintah Desa mengim­bau, warga terdampak mela­kukan langkah antisipasi dengan segera keluar rumah jika hujan turun cukup deras.

Sementara itu, di Kabupa­ten Bandung akibat hujan yang terus mengguyur wi­layah Kecamatan Baleendah dan Dayeuhkolot, menyebab­kan banjir, kemarin (8/11). Pelajar di SD Negeri Dayeu­hkolot 10 dan 7 terpaksa mengungsi ke Kampung Bolero Desa Dayeuhkolot, Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung.

Pantauan Jabar Ekspres, puluhan siswa terpaksa di­ungsikan lantaran proses kegiatan belajar mengajar (KBM) sulit dilakukan di SDN Dayeuhkolot 7. Ruangan ke­las terendam banjir hingga ketinggian 40 centimenter.

”Kami dengan terpaksa melaksanakan KBM di rumah warga yang merupakan salah seorang guru di SD kami, karena ruang kelas terendam sejak Rabu malam,” ungkap Yanti Hadiyanti salaseorang guru di SDN Dayeuhkolot 7 pada Jabar Ekspres.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan