BANDUNG – Sejumlah tenaga pengajar jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Bandung mengikuti kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) integrasi Science Tekhnologi Engineering and Mathematics (STEM) dalam implementasi Kurikulum-13 bagi para guru di Kota Bandung.
Para tenaga pengajar tersebut akan mengikuti Bimtek selama tiga hari ke depan, yakni mulai 27-29 September bertempat di SMPN 6 Bandung yang merupakan induk klaster STEM dan berbasis zonasi. Setelah menjalani Bimtek, para guru tersebut nantinya akan jadi tim STEM di sekolah masing-masing.
Guru-guru yang selesai menjalani masa Bimtek selama tiga hati tersebut nantinya akan diminta untuk mengimplementasikan STEM di seluruh sekolah jenjang SMP yang ada di Kota Bandung dan akan berlangsung hingga Desember 2018. Selama masa implementasi, para guru diminta mengkaji dan mengeksplorasi keunggulan dari masing-masing strategi pembelajaran.
Kegiatan tersebut juga terselenggara atas kerja sama dan dukungan sejumlah pihak, antara lain Kemendikbud RI, Disdik Kota Bandung, SEAQIS, SEAQIM, SEAMEO, PPPPTK, KKKS Wilayah, dan FKKS serta Harian Jabar Ekspres.
Kasi Kurikulum PPSMP Dinas Pendidikan Kota Bandung, Bambang Ariyanto menyebut STEM merupakan salahsatu strategi pembelajaran untuk mempermudah guru mencapai tujuan sesuai konsepsi Kurikulum 13. Dengan begitu, anak-anak yang berada di jenjang SMP bisa menguasai ragam keterampilan di abad XXI.
”Bukan hanya memahami, tapi yang ditekankan itu bagaimana anak-anak kita bisa menguasai. Kalau memahami cukup tahu apa keterampilan abad XXI, tapi kalau menguasai anak-anak akan mampu melakukan,” kata Bambang di Bandung, kemarin.
Dijelaskan dia, jika strategi pembelajaran tetap mengandalkan metode transfer maupun hanya ceramah saja, maka peserta didik akan menjadi seseorang yang mampu menghapal. Untuk itu, Bambang merasa perlu mendorong anak-anak agar bisa menguasai setiap permasalahan.
Dengan begitu, lanjut Bambang, anak-anak akan bisa mengambil keputusan dari permasalahan yang faktual. Sebagai contoh, papar dia, ketika anak berhadapan dengan permasalahan rumah maupun sekolah, mereka akan mampu mencari solusi yang kreatif dan inovatif saat mengambil keputusan.
”Kemudian kompetensi, anak akan menguasai kecakapan jika langsung praktek. Berikan teori cukup 20 menit saja, sisanya biarkan mereka untuk mencoba atau praktek, bekerja sama dan berkolaborasi,” kata dia.