JAKARTA – Insiden berdarah di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) masih meniggalkan luka mendalam bagi Sepak Bola Tanah Air. Insiden itu jadi catatan penting bagi pemerintah. Karenanya Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menghentikan Liga 1 Indonesia selama dua minggu.
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi menyesali insiden yang sangat tidak terpuji tersebut. Seharusnya sepak bola dan olahraga menjadi tempat pemersatu bangsa, hiburan sekaligus wahana untuk melahirkan prestasi gemilang dan menggembirakan.
”Bukan arena peperangan apalagi permusuhan satu sama lain dan yang paling penting olahraga dan sepakbola Jangan jadikan kuburan massal. Karena sudah tidak terhitung lagi korban baik fisik maupun nyawa yang begitu saja hilang,” geram Imam Nahrawi kepada awak media, di Kantor Kemenpora, kemarin (25/9).
”Kejadian itu perbuatan yang tak bisa diterima akal sehat, apapun alasannya. Ini bukan lagi tragedi sepakbola atau olahraga melainkan ini tragedi kemanusiaan bagi negeri kita ini. Lebih mengerikan lagi ketika anak-anak kita di bawah umur 20, bisa melakukan hal seperti itu. Ini berarti harus ada tauladan dari semua, terutama dirigen suporter, pemimpin suporter, pemimpin klub, federasi, dan pemerintah,” tambahnya.
Kegeraman Menpora Imam Nahrawi itu berujung keputusan untuk menghentikan kompetisi kasta tertinggi di Indonesia tersebut. Keputusan itu diambil usai mendapatkan laporan dari berbagai pihak termasuk Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI).
”Pada kesempatan ini, pemerintah yang sudah mendapatkan laporan dari berbagai pihak termasuk BOPI, mengambil keputusan agar liga sepak bola di Indonesia dihentikan,” tegas Imam.
Namun, menteri asal Bangkalan, Madura, Jawa Timur itu mengatakan pemberhentian itu dilakukan hanya sementara. Hal itu, menurut Imam dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada korban sekaligus momentum untuk Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) serta opertaror kompetisi Liga 1 Indonesia, PT Liga Indonesia Baru (LIB) melakukan evaluasi.
”Pemberhentian itu hanya sementara paling lambat selama dua minggu. Hal itu sebagai bentuk penghormatan kita kepada korban, keluarga korban sekaligus ini adalah bentuk bela sungkawa nasional. Dan ini harus dijadikan momentum introspeksi bagi kita semua bahwa satu nyawa sangat mahal bila dibanding dengan sepakbola,” tutur Imam.