MAJALAYA – Naiknya nilai mata uang dolar terhadap rupiah memberikan dampak terhadap dikeluhkan oleh para pengusaha tekstil skala kecil ketika mentri perindustrian mengunjungi kawasan industri sarung di Majalaya. Sebab, harga bahan baku kain melambung mengakibatkan beberapa pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) terancam gulung tikar.
Ketua Komunitas Tekstil Produk Tekstil (TPT) Kabupaten Bandung Aep Hendar mengatakan, dari 300 anggota TPT yang ada di Kabupaten Bandung reta-rata memiliki permasalahan sama yaitu bahan baku yang mahal. Bahkan, peningkatannya sangat tajam dari Rp 21 Ribu di bulan Juli 2018 saat ini sudah memasuki angka Rp 35 ribu hingga Rp 40 Ribu perkilo.
“Satu kilo bahan baku kita paling bisa bikin 3 meter kain,” ujar Aep saat di temui di Kantor Dinas Perdagangan dan perindustrian UPT Tekstil Provinsi Jawa Barat jalan raya Rancaekek, Selasa (18/9).
Aep juga menjelaskan, dari 300 anggota yang ada, setiap anggota memiliki sedikitnya 50 karyawan. Jadi, terang dia jika harga bahan baku terus meningkan akan banyak karyawan yang di rumahkan.
Dia meminta pemerintah membuat regulasi, jangan membebankan kepada kami. Sementara ini kita punya stok bahan baku hingga Septemper. Kalau terus naik kemungkinan gulung tikar. Dan karyawan akan di rumahkan. Terlebih, untuk harga jual tidak mungkin naik karena adanya persaingan.
“Mereka cenderung akan kesulitan bahan baku karena mereka tidak bisa menjual meyesuaikan penjualan,” imbuhnya.
Saat ditemui di lokasi yang sama, Mentri Perindustrian Republik Indonesia Erlangga Hartanto membenarkan kenaikan bahan baku berbasis impor jelas ada kenaikan harga lantaran mengikuti harga Global.
“Iya kapas kita masih impor, tapi polister sebagian kita masih punya,” ujarnya.
Erlangga juga menerangkan, dengan naiknya bahan baku industri harus bisa memitigasi kenaikan harus bisa di pastrhu ke konsumen atau meningkantkan produksi. “Rayon akan menjadi solusi yang akan di kembangkan di Indonesia,” paparnya.
Sementara itu, Sekertaris Daerah Provinsi Jawa Barat, Iwa Kartiwa mengungkapkan, ini merupakan kegiatan silaturahmi antara para IKM dan Mentri Perindustiran, untuk mensosialisasikan kepada IKM yang tidak memiliki mesin maka bisa menggunakan mesin yang ada di kantor UPT Textile Provinsi Jawa Barat ini.