SOREANG – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung telah mengerahkan tim pemantau untuk menanggulangi kebakaran lahan hutan di kawasan Kabupaten Bandung dimusim kemarau ini. Hal tersebut disampaikan Kepala Harian BPBD Kabupaten Bandung Akhmad Djohara ditemui diruang kerjanya, Soreang, kemarin (17/9).
Akhmad menerangkan, pihaknya kini telah membentuk tim pemantau yang bergerak secara mobile mengantisipasi sekaligus dalam upaya untuk cepat penanganan saat ada laporan. “Kami telah membentuk dan mengerahkan personil, pasalnya sebulan terakhir ini sudah terjadi 6 kasus kebakaran lahan hutan di ibukota Soreang mulai dari kawasan Cileunyi, Arjasari, Kutawaringin, Arjasari, Margaasih hingga Pacet,” terang Akhmad.
Dia juga mengatakan, situasi musim kemarau yang panjang ini sangat rentan dengan persoalan lahan kering yang mudah terbakar. Untuk itu jajarannya telah memantau 24 jam lebih intensif, agar terpantau lebih dini. “Kami juga telah berkoordinasi dengan sejumlah pihak mulai dengan aparat wilayah baik itu camat atau kepala desa, terus radio komunikasi kami di Pusdalop pun stanby 24 jam,” katanya.
Sesuai hasil penyelidikan, lanjut Akhmad, kebakaran lahan hutan terjadi akibat faktor klasik seperti kebiasaan membuang puntung rokok sembarangan dan membakar sampah, padahal, kata Akhmad, kondisi tanaman dan rumput sedang kering, sehingga adanya api sedikit saja langsung membakar hutan.
“Oleh karena itu, kami imbau agar aktifitas itu tidak dilakukan. Masyarakat harus ikut berperan aktif mengantisipasi bencana kebakaran lahan hutan apalagi kondisi cuaca yang panas kerap jadi pemicunya,” paparnya.
Menurut pantauan Jabar Ekspres, pada Minggu (16/9) petang, sekitar 1 hektare lahan di Gunung Cibogo Lamping, Kampung Cibogo Desa Lagadar, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung. Api dengan cepat membakar ilalang dan pohon bambu milik warga.
Akibat hembusan angin yang cukup kencang, api dengan cepat membakar ilalang dan pohon bambu milik warga. Sekitar pukul 20.00 WIB api berhasil dipadamkan secara manual oleh warga sekitar dibantu oleh muspika dengan menggunakan bambu dan alat seadanya. (yul/yan)