SOREANG — Setelah mengalami longsor, badan jalan Cipaku Kecamatan Paseh dibiarkan begitu saja oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kabupaten Bandung. Padahal, tebing sungai Paseh sudah menggerus setengah badan.
Dari pantauan dilokasi hanya diberikan pembatas seadanya berupa bambu yang dipasang oleh warga sekitar agar menghindari kecelakaan.
Salah satu warga setepat, Jajang, 45, mengatakan kondisi ini sudah terjadi sejak lama dan belum ada penanganan dari dinas terkai. Warga sengaja menandai tebing tersebut menggunakan bambu untuk mengantisipasi agar kendaraan jangan sampai terperosok ke sungai.
“Dipasang tanda oleh warga, takutnya kalau enggak ditandain jalanya amblas dan kendaraan dikhawatirkan terperosok ke sungai,” kata Jajang saat ditemui di lokasi kemarin, (13/9)
Bambu penanda tebing ambrol itu menjorok ke badan jalan. Bila ada kendaraan dari kedua arah khususnya kendaraan roda empat harus bergantian karena jalan terhalang oleh bambu tersebut.
“Sebenarnya bambu penanda ini menghalangi jalan, tapi kalau ga ditandain resikonya lebih tinggi,” ujarnya
Jajang menambahkan, tebing tanah itu sedikit demi sedikit tergerus, apalagi saat ini akan memasuki musim hujan, ditakutkan tebing tanah itu longsor dan menggerus aspal jalan yang ada di atasnya.
“Takutnya ambrol, terus aspal jalannya longsor karena terbawa air,” ujarnya.
Jajang berharap kepada pemerintah untuk segera memperbaiki tebing itu dengan membangun tembok penahan tanah (TPT).
“Saya mohon dinas terkait segera turun tangan, jika dibiarkan takutnya memakan korban,” harapnya.
Sementara itu salah satu pengguna jalan, Udin Solehudin (48) berujar, bambu penanda itu menganggu para pengguna jalan.
“Menganggu sekali, coba kalau siamg terlihat, ini mal disini gelap takutnya ada yang menabrak bambu itu, soalnya posisimya ada ditengah-tengah. Semoga pemerintah segera turun tangan,” pungkasnya. (rus/yan)