SMPN 1 Margahayu Siap Menyongsong Adiwiyata Mandiri

”Setahun memimpin SMPN 1 Margahayu, saya telah menanam 23 pohon katapang. Dan mengadiwiyatakan semua siswa dan guru. jadi Adiwiyata sekolah menjadi karakter semua agar peduli lingkungan,” akunya
Lebih lanjut dia menjelaskan, serapan air sudah dikatagorikan optimal. karena pihaknya, terus melakukan penataan program serapan diantaranya membentuk taman sekolah memperbaiki drainase. Bagaimana mengembangkan program adiwiyata menjadi jargon semua komponen di SMPN 1 Margahayu dan warga sekitar sekolah.

”Kebiasaan yang diterapkan diantaranya dilarang merokok di lingkungan sekolah. Perlombaan kelas bersih yang dinilai satu kali dalam seminggu. Bagi ruang kelas paling bagus diumumkan, yang terbaik diberi bendera hijau dan bendera hitam bagi yang kurang baik. Bagi juara kelas terbersih, diberi alat kebersihan dan kalau terus menerus baik wali kelas dan siswa akan diberi apresiasi,” tuturnya.

Dirinya menambahkan, gerakan secara moral seperti kerja bakti bersama warga lingkungan sekolah dan terus menyosialisasikan bagaimana mengajak warga sekolah untuk peduli lingkungan. Suherman menargetkan dalam jangka tiga tahun kedepan berproses Adiwiayata mandiri. Untuk jadi juara dalam lomba, harus ada nilai yang dijual. Tapi kalau adiwiayata harus setiap hari mengadiwiayatakan semua guru dan siswa.
”SMPN 1 Margahayu dengan luas lahan 18.000 meter, 33 ruang kelas dan 10 ruang penunjang lainnya. Kami berencana akan membangun kolam renang sekolah, lapang volli dan gimnasun olahraga. Dalam waktu tiga tahun kedepan,” tegasnya.

Sementara itu Adang Sujana kepala bidang SMPN Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung akan membentuk tim khusus untuk memantau bagaimana kesiapan sekolah dalam mengikuti sekolah adiwiyata.

”Kami akan membentuk tim khusus, untuk melakukan pemantauan dan pendapingan sekolah yang mengikuti lomba adiwiyata tingkat kabupaten, provinsi, Nasional bahkan adiwiyata mandiri,” tuturnya.

Menurut Adang, sebenarnya semua sekolah diwajibkan menjadi sekolah yang berbasis lingkungan, cuma bagi sekolah yang sudah dan berproses adiwiyata ada instrumen yang menjadi kriteria. Oleh karena itu, belum semua sekolah di kabupaten Bandung mengikuti lomba Adiwiyata.

”Harusnya semua sekolah harus beradiwiyata, karena semuanya diwajibkan berbasis lingkungan,” pungkasnya. (adv/rus)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan