Namun begitu, meski pada tahun ini tidak lagi membatasi jumlah beasiswa yang digunakan pemain, tetapi terdapat regulasi baru, di mana siswa yang bersekolah melalui jalur prestasi harus mengikuti tes akademik. Menurutnya, tes tersebut sebagai motivasi agar siswa tetap mengutamakan belajar.
“Mereka sebagai pelajar tugasnya belajar dulu, baru silakan berprestasi dengan keatletannya. Moto kita adalah full student full spirit atlet,” kata dia.
Selain itu, DBL Indonesia juga memiliki regulasi baru bagi siswa yang bertugas sebagai jurnalis untuk timnya masing-masing. Pada tahun 2018, DBL Indonesia mengajak siswa untuk menggali kreativitasnya dalam bersosial media melalui content creator.
“Apalagi anak muda sekarang kan mainnya Instagram, jadi kita latih juga memproduksi karya di Instagram dengan baik dan benar serta cara menarik follower banyak,” kata Staff Public Relations Media DBL Indonesia, Al Ridho.
Ridho menuturkan, untuk sistem penilaian yang dilakukan pihaknya, peserta dituntut membuat konten sekreatif mungkin. Tidak ada tema yang ditekankan bagi siswa dalam membuat karya jurnalistik. Peserta hanya harus melakukan peliputan kegiatan tersebut mulai dari opening, penyelenggaraan hingga final.
“Istilahnya gak hanya memproduksi konten yang itu-itu aja, tapi lebih dikembangin lagi agar ketika mereka lulus dari sekolah tau bakat mereka,” pungkasnya. (mg1)