BANDUNG– Demokrasi sebagai sistem pemerintahan di Indonesia harus dipahami sejak di bangku sekolah. Agar siswa mampu memahami secara utuh mengenai pengetahuan seputar demokrasi dan praktiknya.
SMAN 27 Bandung mengenalkan sistem demokrasi melalui pemilihan Ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) periode 2018-2019. Ketua pelaksana pemilihan osis, Denisa Rizky Waluyo menjelaskan kandidat yang sudah memenuhi syarat dan siap untuk mengikuti kontestasi demokrasi di lingkup sekolahnya.
”Yang sudah fiks itu ada tiga kandidat. Pasangan nomor urut Satu, Afta Mutiara Muslimah dan M. Fadil Rafi Akbar. Pasangan nomor urut dua, Puri Naila Aliyana Hidayat dan Adisyty Putri Kinanti. Dan yang ke tiga, Adah Taufik Hidayat dan Mega Putri Halimah,” ucap Denisa pada Jabar Ekspres di Gedung Serbaguna SMAN 27, kemarin (6/9).
Ketua MPK, Annisa Triyana menjelaskan, pemilihan OSIS ini berlangsung selama tiga hari. Mulai dari pendaftaran kandidat ketua, kampanye monologis, debat kandidat dan pemilihan langsung.
”Alhamdulillah semua berjalan dengan baik. Harapanya semua lancar-lancar saja dan tidak ada hal- hal yang tidak diinginkan,” ungkapnya.
Sementara Cosa Renaldy selaku pembina OSIS menjelaskan esensi dari kegiatan tersebut. ”Pada esensinya kegiatan seperti ini, adalah untuk memberikan pengalaman organisasi kepada siswa secara langsung,” paparnya.
Berdasarkan pantauan Jabar Ekspres, para siswa memenuhi aula, untuk mendengarkan visi misi antar kandidat ketua osis saling beradu gagasan. Tak ketinggalan, audiens yang merupakan para siswa SMAN 27 juga terlihat antusias untuk berebut pertanyaan. Ada diantaranya yang menayakan program unggulan masing- masing kandidat.
”Respon sangat luar biasa. Karena setiap kandidat ketua OSIS menampilkan visi misi yang baru dan unik. Sehingga kalau ada kegiatan seperti pemilihan ketua OSIS, siswa itu kata orang Sunda nya sering noong, kira-kira program yang menarik apa ya,” tambah Cosa.
Kepala SMAN 27, Hadili, memberi apresiasi terhadap kegiatan pemilihan ketua OSIS di sekolahnya. ”Saya sangat mengapresiasi kegiatan-kegiatan seperti ini. Selain sebagai pembelajaran demokrasi sejak dini mereka juga akan dilatih kedisiplinan dalam berorganisasi,” paparnya
Dia melanjutkan, setelah proses pemilihan akan dilanjutkan dengan pelantikan dan pemberian latihan dasar kepemimpinan. Selain itu, Hadili menambahkan, di sekolahnya ada ekstrakurikuler pelajaran sadar hukum. Pada tahun 2013 diresmikan oleh kemenkumham dan diresmikan oleh gubernur Jawa Barat.