”Bahkan gaji dan tunjangan PNS yang ada di sekolah yang bersangkutan masuk secara otomatis. Ini untuk mengingatkan bahwa di sekolah ini selain biaya operasional melalui BOS juga ada belanja pegawai yang melekat. Sehingga rupiah-rupiah ini juga harus diaktualisasikan oleh para personel sekolah dalam bentuk kinerja yang seharusnya (terencana, Red),” papar Elih.
Kedua, CEKAS adalah mengintegrasikan Rencana Kegiatan dan Anggaran (RKA) sekolah dengan Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA) yang memuat RKA Disdik secara menyeluruh. Dengan demikian, sistem pencatatan dan pelaporan sudah sesuai dengan tata kelola keuangan daerah.
Teknis ini, kata dia, mengingatkan pengalaman dirinya di Kota Bandung. Dia menekankan, Kepala sekolah dan jajaran, khususnya Tim Pengembang Seklolah, Bendahara, Operator harus diberi bekal penguatan tentang tata kelola keuangan dan aset daerah.
Dari pantauan, dalam hampir satu setengah jam Elih memaparkan lika-liku perjalanan bagaimana CEKAS agar bisa diimplementasikan. Termasuk tantangannya, yang masih dihadapi di Kota Bandung.
Pada kesempatan itu juga dilakukan penyerahan simbolis penggunaan aplikasi CEKAS dari Kadisdik Kota Bandung kepada Kadisdikbud Kota Serang Ahmad Zubaidilah, M.Si yang didampingi para pejabat eselon-3 terdiri dari Sekdis, Kabid SD, Kabid SMP, dan Kabid GTK yang juga menjadi manajer BOS.
Penjelasan teknis operasional aplikasi CEKAS diberikan oleh Tim IT Disdik Kota Bandung yang dikoordinasikan Kasi Kelembagaan dan Kesiswaan PPSD, Yayat Listyani. ”Kota Serang yang pertama di Provinsi Banten melakukan tindaklanjut lebih intensif hasil studi tiru CEKAS,” tegasnya. (rie)