“Atas atraksi penuh tipu daya itulah maka berbuntut polemik hingga sekarang. Polemik stuntman lebih menarik daripada pertandingan AG,” cetusnya.
Padahal, ucapnya, negara telah mengeluarkan biaya triliunan rupiah untuk kesuksesan kegiatan AG, termasuk biaya pembukaan acara yang menampilkan stuntman mirip Jokowi itu. “Maka dengan adanya polemik stuntman yang berlarut-larut ini maka pihak INASGOC lah yang harus bertanggung jawab. INASGOC harus segera menjelaskan ini ke publik,” tuturnya.
Nizar pun menjelaskan, AG yang semestinya menjadi pesta bersama seluruh rakyat Indonesia, telah ditunggangi aksi pencitraan politik.
“Jelas sekali aksi motor menggunakan stuntman adalah upaya pencitraan untuk merangkul pemilih milenial. Maka patut diusut darimana biaya menyewa stuntman, apakah menggunakan kas INASGOC ataukah dari kantong pribadi Jokowi,” katanya.
“Jika itu menggunakan dana INASGOC, maka hari ini juga saya persilakan Ketua INASGOC Erik Tohir untuk segera menjelaskan kepada Komisi X DPR sebagai mitra INASGOC. Karena sangat tidak pantas acara kebanggaan rakyat ditunggangi pencitraan politik,” tegasya.
Tidak hanya itu, Nizar juga menyayangkan biaya pembukaan yang mahal di sela-sela kondisi ekonomi rakyat sedang morat-marit serta tragedi gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
“Biaya Rp 600 miliar lebih itu patut disayangkan. Karena di saat yang sama, Indonesia membutuhkan biaya yang besar untuk membantu korban gempa NTB. Mestinya konsep opening ceremony tidak menghambur-hamburkan uang rakyat,” terangnya.
Dirinya pun mengacu pada pembiayaan olahraga tingkat dunia atau olimpade di Brasil yang hanya mengeluarkan uang Rp 688 miliar untuk opening ceremony.
“Sementara Indonesia harus merogoh kocek hingga Rp 600 miliar lebih hanya untuk opening ceremony asian games, bukan olimpiade kayak Brasil,” kesalnya.
Dengan mengeluarkan kocek yang sangat besar ini, maka lanjut Nizar, harus juga diikuti dengan prestasi atlet. “Negara sudah keluar uang banyak, harus mendapatkan hasil yang setimpal. Setiap satu rupiah uang rakyat harus bisa dipertanggungjawabkan dalam wujud prestasi yang gemilang,” ujarnya
Lebih lanjut, dirinya meminta agar tim Indonesia mampu mencapai target yakni masuk 10 besar bisa menjadi teratas untuk level Asia Tenggara.