BANDUNG – Majelis Ulama Indonesia Jawa Barat (MUI Jabar) menyatakan tetap bersikap netral dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Hal tersebut menanggapi dipilihnya Kiai Ma’ruf Amin sebagai Calon Wakil Presiden (Cawapres) mendampingi Joko Widodo (Jokowi).
Sekretaris MUI Jabar, Rafani Achyar menyebut, secara kelembagaan MUI Jabar akan bersikap netrak dan tidak akan terbawa politik praktis. Menurutnya, dipilihnya Ketua MUI Kiai Ma’ruf Amin sebagai Cawapres merupakan hak politik dan demokrasi setiap masyarakat Indonesia.
”Insya Allah secara kelembagaan kita tetap menjadi lembaga yang melayani umat, lembaga dakwah dan bukan lembaga politik,” kata Rafani di Bandung, kemarin (12/08).
Meski demikain karena Ma’ruf merupakan sosok ketua umum yang tentunya menjadi tuntutan seluruh masyarakat, secara personal setiap anggota MUI di seluruh daerah tentu akan memberi dorongan dan dukungan.
”Masa ketua umum maju tapi tidak dibantu, pasti dibantu lah, namun tetap menjaga netralitas secara kelembagaan,” kata dia.
Diakui dia, MUI Jabar tidak menampik merasa bergembira dan bersyukur karena Joko Widodo karena memiliki perhatian terhadap ulama. Dipilihnya Kiai Ma’ruf Amin dinilai akan mampu meredam kecenderungan politik identitas yang beberapa bulan terakhir mencuat.
Ratani menuturkan, jika tidak dikendalikan, maka politik identitas tersebut akan menjadi konflik di antara anak bangsa. Terlebih, selama ini kerap terjadi ujaran kebencian, fitnah serta ghibah di kalangan masyarakat dan dinilai bisa memecah belah umat.
”Di antaranya pak Jokowi ini kan dituduh anti-Islam, anti-ulama. Sehingga, umat Islam yang tidak paham akan terpancing dan sekarang dijawab dengan mengangkat ulama sebagai Cawapres,” kata dia.
Menurutnya, Kiai Ma’ruf Amin bukanlah ulama sembarangan dan dinilai sebagai ulama besar karena menjabat Ketua Umum MUI serta Ketua Dewan Syuro Nahdlatul Ulama (NU). Dengan begitu, tuduhan anti ulama dan anti umat yang selama ini disematkan kepada Jokowi mampu diredam.
”Harapan kami seperti itu karena mau apalagi, kan ulama udah ditarik. Silakan berkompetisi secara sehat, secara fair dan menjunjung tinggi objektivitas, kesantunan, akhlaqul karimah,” kata dia.