LPS Jamin Uang Simpanan Nasabah di Bank Aman

BANDUNG – Bagi sebagian masyarakat beranggapan menabung di bawah bantal dinilai lebih aman dibandingkan bank yang terkesan modern.  Belum lagi zaman sekarang marak investasi bodong yang membuat masyarakat ketakutan untuk menyimpan uangnya.
Menanggapi hal tersebut, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menjamin uang masyarakat di bank tidak akan hilang meski perbankan tersebut dilikuidasi. Hingga kini, tercatat sudah 165-an bank terlikuidasi, baik itu bank umum maupun BPR (Bank Perkreditan Rakyat).
“Selama 12 tahun kita sudah bayar Rp 1,2 triliun selama 12 tahun beroperasi, karena ada sekitar 80-an bank yang kita likuidasi,” kata Sekretaris LPS, Samsu Adinugroho di Bandung, Kamis (09/08).
Samsu mengakui, ancaman likuidasi atau tutupnya sebuah bank membuat masyarakat takut menempatkan uangnya. Di tambah lagi banyaknya fenomena investasi bodong yang akhirnya merugikan masyarakat.
“Apalagi ada fenomena orang-orang ngasih tawaran yang tidak jelas seperti investasi bodong,” kata dia.
Untuk itu, Samsu menegaskan jika uang yang disimpan masyarakat di bank tidak akan hilang meski bank tersebut harus tutup. Sebab, LPS akan mengembalikan uang nasabah sesuai dengan ketentuan dan aturan yang berlaku.
“Sebetulnya kalau kita mau lihat lebih dalam, di rumah itu justru lebih was-was, kalau di bank ada orang lain menjaga uang kita, kemudian kalau banknya bangkrut ada LPS yang akan menjamin,” kata dia.
Dirinya meyakinkan, LPS siap menjamin uang yang disimpan di bank tidak akan hilang saat bank tersebut terlikuidasi. Menurutnya, uang nasabah yang dikembalikan LPS maksimal sampai Rp 2 miliar.
“Misalkan uangnya Rp 3 miliar, akan dikembalikan Rp 2 miliar, sisanya dibayar setelah aset bank terjual.” kata dia.
Adapun perkembangan simpanan nasabah di bank, Samsu menyebut terdapat peningkatan dari bulan sebelumnya mencapai 1%. Selain itu, untuk peningkatan simpanan nasabah dihitung selama year to year mencapai 6%.
“Untuk year to date kita belum tahu karena kita kalau olah data baru keluar dua minggu sampai sati bulan. Ini baru sampai Juni dan itu sekitar 5.471 triliun,” kata dia.

Tinggalkan Balasan