BANDUNG – Kegiatan lomba pelajar literasi dan JurnalisKids yang diselenggarakan oleh Tim Literasi Sekolah berlangsung seru di SD Muhammadiyah 7, Kecamatan Antapani, Kota Bandung, Rabu (1/8) lalu. Acara ini dilaksanakan guna membudayakan literasi di sekolah serta menumbuhkan jiwa kompetisi siswa.
Ketua Tim Literasi Sekolah SD Muhammadiyah 7 Kota Bandung, Mulyanti menjelaskan ajang tersebut diikuti oleh siswa sisiwi kelas 4 dan 5 dan sudah dilakukan sejak tahun lalu. Kegiatan ini dilakukan untuk menjaring minat bakat anak dalam jurnalistik serta menunjang program sekolah tentang media komunikasi Televisi Internet yang membutuhkan para jurnalis dari siswa.
”Tujuannya untuk menjaring, melatih, mengasah, dan menyulurkan minat bakat guru dan siswa dalam bidang jurnalistik,” jelasnya.
Budayakan Literasi
Konsep kegiatan JurnalisKids sendiri dibuat seperti audisi di televisi agar lebih menarik dan mampu menumbuhkan jiwa kompetisi sedini mungkin. ”Iya ada yang lolos ada yang enggak, bahkan ada yang sampai nangis karena enggak lolos. Itu wajar, kita ingin menumbuhkan jiwa kompetisi mereka,” kata guru yang juga menjabat Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum itu.
Berbeda dengan lomba JurnalisKids, para siswa yang mengikuti lomba pelajar literasi akan dipersiapkan untuk mengikuti lomba literasi nasional di Makasar, meliputi mendongeng, membuat cerpen, membaca puisi, membuat pantun dan membuat syair. ”Seleksinya sudah dilaksanakan pada saat parade literasi kemarin,” ucap Yanti di SD Muhammadiyah 7 Bandung, Rabu (1/7) lalu.
Senada dengan Mulyanti, Kepala Sekolah SD Muhammadiyah 7 Kota Bandung, Iwan Kurniawan menjelaskan sekolah adalah tempat yang paling maksimal untuk membudayakan literasi bagi para siswa, karena adanya sarana, prasarana dan pendidik.
”Sehingga ini kembali lagi kepada sekolah itu sendiri, mau memaksimalkan kesempatan untuk membudayakan literasi atau tidak. Dan kami disini memiliki kemauan untuk memaksimalkan kesempatan tersebut,” tutur Iwan saat ditemui diruangannya.
Selain membudayakan literasi, lewat kegiatan tersebut diharapkan dapat menumbuhkan jiwa kompetisi siswa, karena kompetisi tak bisa mereka dapat di dalam pendidikan keluarga dirumah. Iwan pun mengimbau, dengan potensi yang dimiliki oleh siswanya, ia tak menuntut mereka untuk mendapatkan prestasi berbentuk piala atau memenangi.