Bandung — Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Barat melansir prevalensi kekerdilan (stunting) di Jabar sudah mencapai angka 29,2 persen. Kasus stunting ini dinilai sangat berpengaruh terhadap ekonomi dan terutamanya bonus demografi di Jabar.
”Prevalensi kekerdilan di Jabar menunjukkan peningkatan setiap tahunnya dan stunting ini jelas akan sangat berpengaruh terhadap ekonomi dan terutamanya bonus demografi di Jabar,” tutur Kepala BKKBN Perwakilan Jawa Barat, Sukaryo Teguh Santoso kepada Jabar Ekspres kemarin (15/7).
Alasan stunting atau kekerdilan akan mengancam pertumbuhan ekonomi di Jabar ini, kata dia, ada kaitannya dengan angka ketergantungan terhadap usia produktif di Jabar yang diperkirakan menjadi 40 persen.
”Angka stunting atau kekerdilan secara nasional saja tinggi sekitar 32 persen. Di Jabar sudah di angka 29,2 persen dari jumlah penduduk usia balita atau sudah mencapai angka 2,7 juta jiwa balita yang terkena stunting, apabila jumlah penduduk usia balita saat ini di kisaran 9,2 juta jiwa,” jelasnya.
Selain itu terang Teguh, stunting atau kekerdilan ini tentunya akan berpengaruh terhadap bonus demografi di Jabar yang lebih cepat dan singkat dibandingkan nasional, dan lagi-lagi ini kaitannya dengan angka ketergantungan dan pertumbuhan ekonomi.
”Bercemin dari struktur penduduk Jabar saat ini, maka bonus demografinya diperkirakan akan lebih cepat dan singkat yaitu pada 2021 sampai 2028. Sedangkan nasional pada 2035,” terangnya.
Apabila sampai saat ini tidak ada upaya kerjasama dari pemerintah daerah termasuk OPD terkait, tegas Teguh, maka bonus demografi di Jabar tidak akan terwujud. Untuk itu, pihaknya menekankan program KB harus kembali diperkuat terutama program kesehatan, pendidikan, ketenagakerjaannya harus lebih baik dari saat ini.
”Upaya jerjasama BKKBN dengan Pemda Jabar sudah ada rancangannya untuk mengatasi stunting dan penanggulangan kemiskinan yang menjadi akar permasalahan dari kekerdilan ini di Bapeda beberapa waktu lalu, dan saat ini sudah memiliki grand design selama 5 tahun di mana BKKBN sebagai leading sector-nya,” tegasnya.
Salah satu kerjasama saat ini yang tengah dimasifkan, kata dia, kerjasama dengan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat bersama BKKBN Jabar yang bersama-sama turun ke daerah yang struktur penduduknya terdapat prevalensi stunting. Di antaranya Garut dan Cianjur.