BANDUNG – Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat, Ahmad Hadadi memastikan warga tak mampu tak perlu membayar alias gratis untuk melanjutkan ke sekolah swasta. Pasalnya, Dinas Pendidikan akan memberikan sejumlah bantuan mulai dari Bantuan Operasional Sekolah (BOS), sampai dana bantuan universal.
”Pihak sekolah swasta tidak boleh memaksa yang tidak mampu membayar, untuk semua jenjang pendidikan. Terutama SMA dan SMK, apalagi SMP dan SD karena sudah masuk wajib belajar,” ungkapnya usai Peresmian Gedung Baru di SMA PGII 1, Jalan Panata Yuda, Kota Bandung, kemarin (11/7).
Menurutnya, sejumlah persoalan yang muncul dari Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) karena keengganan orang tua untuk memasukan anaknya ke sekolah swasta. Karena para orang tua harus membayar.
”Sebetulnya ada demo tersebut kebanyakan mereka ingin masuk sekolah negeri. Padahal swasta juga tidak apa-apa. Kami memberikan semacam penguatan untuk dititipkan ke sekolah swasta, jadi tidak dipungut biaya,” katanya.
Dia juga menegaskan dinamika persoalan PPDB tahun ini tidak sebesar tahun 2017 lalu. Sehingga pihaknya menyerahkannya kepada mekanisme yang ada pada pihak panitia dan sekolah.
”Kami hanya dalam sisi regulasi dan pemantauan PPDB yang tidak boleh berbayar, dan saber pungli juga ikut bergerak. Memang sejauh ini belum ada laporan kepada kami terkait transaksi keuangan,” ujarnya.
Disinggung masih belum meratanya unit sekolah pada sejumlah daerah di Jawa Barat, Ahmad mengungkapakn, pihaknya akan menambah unit sekolah baru terutama di daerah perkotaan. Pasalnya untuk wilayah diluar kota atau pinggiran masih banyak sekolah yang kosong.
”Seperti di kota-kota contohnya Depok, Bekasi, Bandung, Bogor, Tasikmalaya masih kekurangan sehingga akan ditambah unit sekolah baru. Juga akan ada basis asrama dalam mempermudah akses pendidikan, intinya agar semua anak bisa bersekolah,” jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Pembina Yayasan PGII, Djaman Satori menerangkan bahwa pihaknya masih kewalahan karena siswa yang ingin mendaftar terus berdatangan. Kendati jumlah kursi yang tersisa cukup terbatas.
Lebih jauh, pihaknya berharap dengan adanya gedung baru tersebut, dapat membantu siswa untuk memperoleh kelas yang sesuai. Mengingat adanya kelas ruangan yang dipakai sebagai kelas darurat.