JAKARTA – Kementerian Agama (Kemenag) siap memberangkatkan jamaah haji secara bertahap. Kemarin, giliran tim advance yang tergabung dalam Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi terbang ke Tanah Suci.
”Ada 15 orang yang berangkat hari ini (kemarin, Red) sebagai tim pendahulu dari PPIH Arab Saudi,” terang Direktur Bina Haji Kemenag Khoirizi H. Dasir setelah melepas keberangkatan tim advance di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, kemarin (10/7).
Menurut Khoirizi, tim advance terdiri atas unsur pimpinan di tiga daerah kerja (daker). Yakni, Makkah, Madinah, dan Bandara. Unsur pimpinan itu, antara lain, Endang Jumali yang akan bertugas sebagai Kepala Daker Makkah, Abdul Hanif (Kepala Daker Madinah), dan Arsyad Hidayat (Kepala Daker Bandara). Ada juga Kabid Transportasi Subhan Cholid, Kabid Katering Ahmad Abdullah, dan anggota tim lainnya.
”Mereka akan melakukan persiapan awal untuk memenuhi kebutuhan pelayanan jamaah haji,” terangnya.
Sesuai jadwal, kloter pertama akan masuk asrama haji pada 16 Juli. Sehari kemudian, atau 17 Juli, para jamaah akan diterbangkan ke Arab Saudi.
Khoirizi yang menjadi penanggung jawab kinerja para petugas haji itu mengatakan, seluruh anggota tim harus menjaga pola makan dan pola kerja. Tim juga diminta meningkatkan koordinasi dan komunikasi, serta sinergi antar petugas. ”Kita adalah tempat jamaah mengantungkan segala harapannya,” katanya. Menurut dia, tugas para petugas haji tahun ini cukup berat. Selain kuota jamaah yang banyak, haji tahun ini juga bertepatan dengan musim panas.
Rencananya, petugas PPIH Arab Saudi Daker Madinah dan Bandara berangkat ke Arab Saudi pada 14 Juli. Sedangkan petugas Daker Makkah menyusul pada 19 Juli. Sehari sebelumnya, mereka harus masuk asrama haji untuk persiapan.
Pada bagian lain, Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kemenag Sri Ilham Lubis mengatakan, salah satu kendala yang sering terjadi di awal kedatangan jamaah haji adalah kebingungan mencari lokasi hotel. Tidak sedikit jamaah yang tersesat. Apalagi, mayoritas jamaah haji Indonesia berusia lanjut.
Karena itu, dia memberikan beberapa tip agar risiko tersebut tidak terulang. Pertama, jamaah perlu segera melakukan orientasi lingkungan pemondokan. ”Jangan langsung umrah. Kenali dulu lingkungannya,” kata Sri. Jika meninggalkan pemondokan, lanjutnya, sebaiknya membawa kartu nama hotel. ”Ini penting juga, jangan melepas gelang identitas jamaah,” ingatnya. Sebab, pada gelang tersebut terdapat informasi maktab atau penginapan. Selain itu, gelang jamaah haji tahun ini dilengkapi QR Code yang bisa dipindai dengan aplikasi Haji Pintar. Dengan QR Code tersebut, petugas haji bisa mengetahui dengan cepat identitas jamaah yang harus dibantu.