Golkar Bidik Kemenangan Pileg 2019

BANDUNG – Jebloknya hasil pemilihan Gubernur Jawa Barat memicu partai Golkar untuk lebih bekerja ekstra dalam menghadapi Pemilihan Calon Legislatif 2019.

Meski demikian Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengaku masih optimistis partai berlambang pohon beringin itu bisa menang Pileg 2019 di Jawa Barat.

”Saya malah merasa optimis Partai Golkar bisa memenangkan Pemilu Legislatif 2019 di Jawa Barat karena memiliki modal 26 persen suara pemilih dari Pilgub Jabar 2018,” ujar Dedi.

Menurut Dedi, Partai Golkar di Jawa Barat akan menempatkan bakal calon legislatif secara selektif dan berkualitas untuk memenangkan pileg nanti.

”Ya, tentu didukung caleg yang berkualitas dan mumpuni dari kader-kader yang sudah teruji,” katanya.

Dedi juga mendukung dikeluarkannya Peraturan Komisi Pemilihan Umum yang melarang calon legislatif yang terlibat tindak pidana korupsi, narkoba, dan masalah anak di bawah umur.

”Meskipun undang-undang tidak mensyaratkan, saya tetap mendukung PKPU itu karena calon legislatif memang tidak boleh terlibat tindak kriminal,” tutur mantan Bupati Purwakarta ini.

Di sisilain, gagal dalam pilgub, Dedi mengisyaratkan membidik kursi di Senayan. Meskipun tidak tegas, dia siap mengemban keinginan pemilihnya, khusus di Purwakarta, Karawang, dan Bekasi yang memenangi Pilgub Jabar 2018. ”Untuk menghibur mereka di tiga daerah itu yang telah memilih, saya siap menanggung kepercayaan tersebut,” ujarnya.

Dedi juga meminta seluruh kader di wilayahnya untuk mengubah paradigma pergerakan. Selama ini, orientasi kader selalu mengejar jabatan politik baik eksekutif maupun legislatif.

”Bakti untuk rakyat itu tidak boleh formal dan tidak boleh berorientasi politik. Golkar harus menjadi partai rakyat. Kader harus mau mengurus masalah sosial, seni, budaya dan tata nilai di tengah rakyat. Jangan melulu bicara jabatan politik,” katanya.

Orientasi untuk kepentingan publik ini dia tekankan agar kader Golkar mampu melahirkan solusi. Sensitivitas kader terhadap kebutuhan rakyat menurutnya perlu terus diasah. Sehingga, kader Golkar bukan saja menjadi penyambung lidah rakyat. Tetapi, mampu menyelesaikan masalah saat itu juga.

”Gak bisa kalau kalau sekedar retorika dan janji. Kader itu harus mampu memberi solusi masalah. Memori rakyat dengan sendirinya akan selalu mengingat bahwa Golkar ini tempat mengadu. Sekaligus menyelesaikan masalah,” ujarnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan