SOREANG – Untuk mencegah stunting, Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung memberikan sosialisasi tentang manfaat Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif untuk mencegah stunting.
“Salah satu penyebab stunting adalah kurangnya asupan gizi pada anak. Guna menekan angka stunting, ibu-ibu wajib memberikan ASI secara eksklusif selama enam bulan,” jelas Ketua TP PKK Kurnia Agustina saat menghadiri seminar IMD (Inisiasi Menyusui Dini) dan ASI Eksklusif sebagai Standar Emas Pemberian Makanan pada Bayi dan Anak untuk Mencegah Balita Stunting atau Pendek kemarin (28/6)
Berdasarkan hasil penelitian status gizi pada 2016, hanya sekitar 43,3 persen anak usia 0-6 bulan di Kabupaten Bandung yang mendapatkan ASI Eksklusif. Kurnia Agustina yang lebih akrab dipanggil Teh Nia itu juga menyebutkan beberapa faktor penyebab stunting.
“Untuk inisiasi menyusui dini di Kabupaten Bandung baru sekitar 43,3 persen, ini masih terlalu rendah. Selain itu, kurangnya pengetahuan ibu mengenai masalah kesehatan dan gizi sebelum, saat hamil dan melahirkan, kemudian praktek pemberian ASI yang kurang baik juga bisa menjadi penyebab stunting pada anak,” paparnya
Teh Nia menambahkan, Stunting juga dapat menyebabkan beberapa gangguan pada fisik penderitanya. “Stunting dapat menganggu perkembangan otak dan menurunnya kecerdasan. Selain itu, resiko terkena penyakit menular seperti jantung dan diabetes cukup tinggi,” imbuh Teh Nia yang juga istri Bupati Bandung itu.
Sementara itu, Kepala Dinkes Kabupaten Bandung Achmad Kustijadi menjelaskan pemberian ASI Eksklusif dapat mencegah stunting. “Dengan mengkonsumsi zat besi, menjaga kebersihan lingkungan saat masa kehamilan dapat membantu pencegahan stunting di Kabupaten Bandung,” jelas Kadinkes.
Achmad juga memaparkan asap rokok berdampak negatif pada ibu hamil dan bayi. “Jadi pemerintah menghimbau agar masyarakat tidak merokok di dalam ruangan, apalagi jika di dalamnya terdapat ibu hamil. Terlebih jika setelah melahirkan bayi tidak mendapatkan asupan ASI eksklusif yang mana dapat mencegah bayi dari stunting,” terang Achmad yang akrab disapa dr. Dedi.
Pada acara yang sama Utami Roesli, FABM selaku narasumber menambahkan ASI Eksklusif harus diberikan kepada bayi baik dalam keadaan terdesak ataupun tidak. “ASI tidak dapat digantikan dengan susu formula semahal apapun, karena kecerdasan bayi terdapat melalui ASI yang mana tidak terkandung didalam susu manapun,” tambah Roesli (rus/yan)