BANDUNG – Pelaporan atas kampanye hitam pada saat pemilihan umum mengalami peningkatan pada masa tenang, seperti yang terjadi di Bandung, Jawa Barat.
Ketua Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kota Bandung Farhatun Fauziyyah mengatakan, pada masa tenang jelang Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) tercatat terjadi peningkatan hingga 75 persen atas pelaporan dugaan kampanye hitam selama masa tahapan pemilu dilaksanakan.
“Pemilu Wali Kota (Pilwalkot) dan Pemilu Gubernur (Pilgub) sama, peningkatannya sampai 75%. Kami sampai kelelahan menampung semua laporan masyarakat, pertanyaan, keluhan, dan lain sebagainya dari masyarakat,” paparnya di acara Bandung Menjawab, di Taman Sejarah, Kota Bandung, Selasa (26/6/2018).
Menurut Farhatun, terjadi pergeseran tren yang terjadi pada masa tenang kali ini. Jika pada tahapan pemilu sebelumnya banyak dugaan pelanggaran yang ditemukan oleh Panwaslu Kota Bandung, maka sekarang yang terjadi adalah pelaporan dari masyarakat.
“Menyikapi hal tersebut, Panwas dan jajarannya hingga ke tingkat Tempat Pemungutan Suara (TPS) melakukan patroli. Patroli itu dilakukan sampai ke titik rawan di TPS yang berpotensi terjadi kerawanan. Patroli itu selain untuk mengawasi hal-hal yang seperti itu juga mengingatkan kepada masyarakat untuk mencoblos,” terangnya.
Farhatun melanjutkan segala potensi pelanggaran akan sangat mungkin terjadi pada masa tenang ini, terlebih pada malam sebelum pencoblosan. Pihaknya pun akan terus melakukan pengawasan terkait kemungkinan pelanggaran-pelanggaran yang akan terjadi.
“Segala potensi bisa terjadi pada masa-masa kritis seperti in karena seluruh pasangan calon berlomba-lomba ingin memastikan dirinya bisa dipilih oleh seluruh masyarakat di Kota Bandung,” tambahnya. (bbs/yan)