BANDUNG – Calon Gubernur Jabar nomer 3 Ajat Sudrajat mengungkapkan, untuk menghadapi debat terakhir pihaknya akan mempertajam visi dan misi kepada masyarakat.
Menurutnya, visi dan misi ini penting untuk diungkapkan kembali. Sebab, dengan memahami visi dan misi masyarakat jabar akan mrngetahui siapa saja yang memiliki program yang jelas untuk mewujudkan masyarakat sejahtera.
Dia mengatakan, pada debat nanti tidak akan memberikan efek kejutan kembali. Sebab, cara ini dinilai oleh sebagian pihak tidak baik. Padahal, di iklim demokrasi sekarang ini seharusnya bebas mengemukakan pendapat asalkan sesuai dengan koridornya.
“Jadi kita nanti akan ikuti aturan main KPU dan kami sudah menyiapkan semuanya dengan matang,” jelas Ajat ketika dihubungi Jabar Ekspres kemarin (21/6)
Ajat menilai, salah satu yang akan dikemukakan pada debat nanti adalah bagaimana meningkatkan kesejahreraan masyarakat Jabar melalui konsep pembangunan berkelanjutann yang terarah dengan menggenjot potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Menurutnya, PAD Jabar bisa bertambah lebih besar jika saja potensi-potensinya tergali dengan baik. Di antaranya melalui sektor pajak kendaraan bermotor dan restribusi.
Dia menilai, selama ini banyak masyarakat Jabar yang berada di wilayah Depok, Bekasi membayar pajak ke Pemda DKI Jakarta. Padahal, kota-kota tersebut masuk kedalam wilayah Jabar.
“Disana itu kendaraannya banyak tapi bayar pajaknya enggak ke kita,”cetus mantan duta besar negara Cina ini.
Untuk mewujudkan ini, lanjut dia, harus ada lobi-lobi khusis dengan pemerintah pusat agar bisa terlaksana dengan baik.
Sementara itu, Ketua Tim Pemenangan Asyik Haru Shuandaru mengakan, tim pemenangan sudah mempersiapkan debat terakhir dengan matang dan terkonsep.
Dengan begitu, pada saatnya nanti debat tersebut dapat memberikan penjelasan dengan lugas, terukur dan terarah dengan memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi masyarakat Jabar.
“Jadi saya harap masyarakat Jabar dapat melihat dan menilai siapa Cawagub yang memiliki kompetensi dalam memimpjn Jabar ke depan,” pungkas Haru. (yan)