JAKARTA — Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Labor Institute Indonesia menilai secara kualitas dan kwantitas musim mudik dalam menyambut Idul Fitri 1439 ini meningkat lebih baik daripada tahun sebelumnya.
Sekretaris Eksekutif Labor Institute Indonesia, Andy William Dijaga mengatakan manajemen mudik dilakukan pemerintah sudah lebih baik, dimana kordinasi antar lintas lembaga dan kementrian semakin professional.
“Peningkatan intensitas pemudik yang menurut catatan Labor Institute Indonesia lebih kurang 30 juta orang pada 2018 mengindikasikan adanya peningkatan ekonomi di tengah-tengah masyarakat,” katanya di Jakarta, Sabtu.
Selain itu frekuensi menggunakan kendaraan umum, pribadi, kapal laut, dan pesawat udara meningkat tajam.
Labor Institute Indonesia berpandangan bahwa perekonomian Indonesia berkembang, dimana jumlah kelas menengah semakin bertambah di 2018 ini.
“Secara kualitas mudik di 2018 lebih baik dari sebelum-sebelumnya karena telah terjadi perubahan dari sisi infrastruktur jalan, berupa penambahan ruas jalan tol, seperti Jalan Toll Trans Jawa, Trans Sumatera, dan Trans Sulawesi,” jelas dia.
Peningkatan kualitas tersebut juga didukung adanya perubahan prasarana dan sarana penunjang mudik seperti kendaraan, stasiun kereta, terminal moda transportasi darat, dan bandar udara yang semakin tertata dengan baik.
Dia mengatakan intensitas kecelakaan dan kemacetan juga sudah semakin berkurang di ruas jalan Jawa dan Sumatera.
Menurut dia kelemahan yang perlu diperbaiki dimudik tahun depan adalah, manajemen mencegah kemacetan di tol dalam kota, dikarenakan pada H-2 sampai dengan puncak lebaran, kemacetan parah terjadi mulai kilometer 0 Cawang sampai Cikarang Utama.
Secara kualitas kemacetan Tol Cipali sampai Brebes Timur bisa diantisipasi, tetapi tol dalam kota kurang dapat diantisipasi.
“Pemerintah perlu memikirkan peningkatan managemen pengaturan mudik tahun mendatang, seperti pemisahaan jadwal mudik berdasarkan kendaraan, pemisahan penggunaan kendaraan umum dan pribadi juga bisa diuji coba,” ujar dia.
Dia mengatakan perbaikan managemen mudik dapat dilakukan dengan memperbaiki berbagai kelemahan-kelemahan yang timbul, seperti memperbanyak fasilitas tempat pengisian bahan bakar dan peristirahatan di jalur Tol Cipali, Brebes sampai tol Gresing.
“Inovasi dengan mudik lewat jalur laut khususnya Semarang dan Surabaya perlu dipertimbangkan dengan menambah armada KMP (Kapal Motor Penumpang), dan PT KAI menyiapkan gerbong khusus untuk motor agar kemacetan di jalan raya dan di jalur tol bisa diminimalisir,” terang dia. (Ant/FIN)