Dalam pertemuan itu sempat terjadi interaksi terbuka antara warga dengan Demiz. Salah satu warga menyampaikan harapan soal pendidikan, kesehatan, kebutuhan pokok, dan lapangan kerja.
Demiz menanggapi, salah satu yang harus dihindari masyarakat adalah golput. Pasalnya, golput tidak akan membawa dampak perubahan positif untuk kehidupan masyarakat ke depan.
“Itulah kenapa gak boleh golput. Jangan apatis terhadap politik agar menghasilkan kebijakan positif bagi kehidupan masyarakat itu sendiri. Sekolah gak mungkin gratis semua, swasta juga ada yang gak mau nerima BOS. Namun secara bertahap mungkin pendidikan bisa gratis,” papar Demiz.
Dia menegaskan, sesuai sembilan program unggulan pasangan Deddy-Dedi yang telah dicanangkan untuk membangun Jawa Barat periode 2018-2023, ditargetkan jangan sampai ada anak dari keluarga tidak mampu, tidak mengenyam dunia pendidikan. Bunyi visi pendidikan tersebut adalah, pembangunan ruang kelas baru, unit sekolah baru, peningkatan kesejahteraan guru, dan pemerataan kesempatan layanan pendidikan hingga perguruan tinggi.
“Jangan sampai ada anak yang tidak bisa sekolah hanya karena orangtuanya gak mampu,” tegas Demiz.
Dia pun menyinggung soal kesehatan, di mana tingkat kesehatan masyarakat ditentukan oleh kualitas lingkungan termasuk gaya hidup dan kualitas gizi anak. Demiz pun meminta setiap organisasi masyarakat, termasuk LSM GMB untuk mengawal kebijakan pemerintah terkait peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
“Meskipun sekolah gratis, tetap anak-anak gak mau sekolah karena gizinya tidak dipenuhi,” katanya. (mg1/ign)