NGAMPRAH – Tahun ini, Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Bandung Barat mendapatkan bantuan hibah dari Pemkab Bandung Barat sebesar Rp 250 juta. Namun, hingga awal Juni anggaran hibah tersebut tak kunjung cair. Hal itu diungkapkan Ketua PMI KBB, Junaedi di Batujajar kemarin.
Dia menjelaskan, bantuan hibah ini digunakan untuk biaya operasional. Sebab, operasional di PMI membutuhkan anggaran yang cukup besar.
”Untuk listrik saja setiap bulan mencapai Rp 10 juta. Karena untuk mengoperasionalkan alat-alat canggih pemeriksaan darah, daya listriknya cukup besar,” katanya sambil menyebutkan selain mendapatkan bantuan hibah, PMI KBB juga mendapatkan bantuan dari PMI pusat. Sementara, terkait permintaan darah di bulan Ramadan meningkat hingga 20 persen. Permintaan darah paling banyak dari sejumlah rumah sakit seperti Cililin, IMC, Kharisma dan Lembang.
”Permintaan darah naik di bulan ramadan sekitar 20 persen. Di bulan biasa permintaan hanya 80 kantong darah/hari sekarang naik jadi 100 kantong darah,” katanya.
Dia menuturkan, seluruh rumah sakit di KBB diharapkan memiliki Bank Darah Rumah Sakit (BDRS). Sebab, keberadaan BDRS sangat diperlukan untuk mempermudah pasien yang membutuhkan tranfusi darah.
”Sampai sekarang rumah sakit di KBB masih ada yang belum memiliki BDRS. Idealnya memang harusnya punya sehingga pelayanan akan jauh lebih mudah bagi masyarakat yang membutuhkan darah,” terangnya.
Menurut dia, untuk menambah stok darah agar aman selama ramadan, pihaknya bekerjama dengan sejumlah gereja untuk melakukan donor darah.
”Dalam waktu dekat ada permintaan juga dari sejumlah gereja untuk mendonorkan darah sehingga bisa menambah stok darah di kantor kami. Sementara secara umum orang yang mendonor biasanya per hari mencapai 800 orang, tapi sekarang paling tinggi sekitar 50 orang,” pungkasnya. (drx)