BANDUNG – Untuk memaksimalkan komoditas Kopi di Jawa Barat, Pemerintah Provinsi menginginkan pembuatan kebun inti kopi seluas 200 hektar guna mengantisipasi tingginya tawaran dari pasar luar negeri.
Sekda Jabar Iwa Karniwa mengatakan kebun inti kopi seluas 100-200 hektar harus dipikirkan stakeholder perkebunan di Jabar. Studi kebun inti sudah mendesak mengingat pasar luar negeri meminta jaminan pasokan kopi asal Jabar yang saat ini direspon sangat baik.
“Kami berharap ada easibility study pembangunan perkebunan inti kopi 200 hektar tahun ini,” katanya di Bandung, Minggu (20/5).
Menurutnya, dalam perancangan studi kelayakan nanti, pihaknya sudah memberi panduan terkait jarak tempuh, lokasi serta koordinat yang tepat. Kebun inti ini juga harus ditanam kopi Jabar dengan kualitas terbaik.
Selain itu, kebun inti ini gunanya untuk kepastian pasokan. Pada waktu kunjungan ke China, pemerintah setempat menanyakan apakan Jabar memiliki kebun inti seluas 1000 hektar?
’’Kami sulit jawab, tapi pasar mereka sudah siap asal pasokan terjaga,” ujarnya.
Kendati begitu, jika kebun inti terbangun, pihaknya memprediksi dalam satu kali panen lahan seluas 200 hektar bisa memasok pasar 1200 ton kopi. Keuntungan lain membangun kebun inti, juga sekaligus bisa membangun pabrik hulu kopi mulai dari pemilahan biji hingga pengemasan produk. “Ke depan inti juga bisa membina kebun plasma yang dikembangkan masyarakat dalam skala kecil,” tuturnya.
Iwa mengaku saat ini pasar kopi Jabar sudah direspon sangat baik oleh pasar, namun untuk kebutuhan dalam skala besar masih belum bisa dipenuhi. Pembeli besar saat ini menyasar langsung ke kebun-kebun, namun hasil panen yang didapat belum tentu besar. “Kalau kebutuhan pasar diambil dari yang kecil-kecil sulit,” katanya.
Peluang komoditas ini menjadi makin tinggi nantinya dikolaborasikan dengan jejaring pasar yang sudah dirancang pihaknya. Dia menunjuk petani durian Thailand yang memasok ke Alibaba.Com mendapatkan untung yang sangat tinggi.
“Alibaba sehari bisa menjual 15 juta butir durian Thailand, kalau kita sudah memiliki jaringan besar, kalau inti menjadi plasma harga beli dari petani juga akan wajar,” ujarnya. (yan)