BANDUNG – Penyakit jantung masih menempati posisi teratas sebagai penyebab kematian di seluruh dunia. Selain membahayakan nyawa, penyakit jantung juga di kenal menguras biaya. Hingga beberapa studi mengatakan bahwa “penyakit jantung merupakan penyakit mahal”.
Apabila penyakit jantung tidak segera ditangani, maka akan menimbulkan berbagai akibat yang cukup serius, mulai dari nyeri dada, stroke, gagal jantung, sampai yang paling menakutkan yaitu serangan jantung. Terjadinya serangan jantung ini berisiko menyebabkan kematian mendadak. Serangan jantung dapat terjadi kapanpun dan dimanapun, bahkan disaat penderita merasa kondisinya baik-baik saja.
Siti E Rukoyah (75), terdaftar sebagai Peserta JKN-KIS segmen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) Kelas I, pernah mengalami hal yang paling menakutkan saat ia mengetahui ada masalah dengan jantungnya. Khawatir sakitnya semakin parah, Siti memutuskan untuk melakukan pengobatan. Tak disangka beliau harus menjalani operasi pemasang ring jantung di RS Santosa Central Bandung.
Beruntung Siti terdaftar sebagai Peserta JKN-KIS sejak 2015. Sehingga ketika harus mendapatkan tindakan operasi, Siti tidak merasa khawatir dengan biaya. “Dengan adanya JKN-KIS, sangat meringankan. Saya tidak mengeluarkan biaya sepeser pun. Operasi pertama dilakukan pada November 2016 dan operasi kedua sekitar bulan Mei 2017. Saya tau biaya pasang ring itu sangat besar, sekali pasang bisa 80 jutaan. Biaya na ageung tapi teu kedah ngeluarkeun biaya. Haturnuhun pisan BPJS Kesehatan”, cerita Siti.
Tidak hanya operasi pemasangan ring jantung tetapi juga biaya kontrol selama rawat jalan dan semua jenis obat-obatan ditanggung BPJS Kesehatan. “Pelayanan kesehatan yang diberikan tidak ada mengalami kendala sedikitpun. Saya hanya bisa mengucapkan terima kasih, karena semuanya sudah di cover. Sangat membantu”, tuturnya.
Selain mendapatkan pelayanan untuk operasi pemasangan ring jantung, Siti juga memiliki riwayat penyakit lainnya, yaitu Asma dan Asam Urat. Ia juga menjelaskan bahwa sama halnya dengan operasi pemasangan ring jantung, pengobatan penyakit lainnya pun menggunakan Kartu JKN-KIS.
“Saya hanya berharap BPJS Kesehatan tetap jaya kedepannya dan membantu masyarakat yang sakit lainnya, seperti saya. Bukan hanya meringankan, tapi sangat membantu”, tutup Siti saat ditanya tentang harapan kedepannya dalam pelaksanaan Program JKN-KIS.(*)