Padahal Jabar sebagai barometer Pemilu dengan Pemilih yang paling banyak dengan harapan banyak pihak terutama penyelenggara Pemilu dapat mewujudkan Pemilu yang kondusif ini menjadi tercoreng.
“Untuk itu, saya berharap jangan ada lagi tindakan lain yang dapat mencederai Pilkada serentak di Jabar ini. Dan khususnya jangan sampai tindakan tersebut memecah belah persaudaraan karena berbeda pandangan,” tambah Ineu.
Senada disampaikan Yod Mintaraga, Politisi Partai Golkar sekaligus Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Jabar. Pihaknya menilai tindakan pasangan calon nomor urut tiga, memang insiden kecil. Tetapi kata dia, apabila dilihat dari etis atau tidaknya tentu hal tersebut tidak etis, karena bukan pada tempatnya untuk menyampaikan wacana dukungan Pemilihan Presiden 2019.
”Karena hal tersebut sudah ada mekanisme, proses hingga ke waktunya yang sudah ditentukan oleh KPU dan yang akan memilih pun rakyat,” tuturnya.
Dia berharap kasus dugaan pelanggaran itu dapat ditindak tegas. Mereka juga berharap KPU dan Bawaslu Jabar harus bisa bersikap objektif apakah hal tersebut betul sudah melanggar aturan atau tidak.
”Kita tidak memiliki kapasitas untuk mendesak atau mengintervensi kasus ini. Karena Kita sama-sama peserta Pemilu. Tetapi, kita berharap ditindak tegas sebagaimana aturan yang ada dan tidak hanya ditindak pada kasus dugaan pelanggaran yang dilakukan Asyik tetapi pada bentuk pelanggaran lainnya,” jelas dia.
Sementara itu juru bicara tim pemenangan Deddy-Dedi, Adi Nugroho lebih menyerahkan kasus tersebut ke Bawaslu untuk menelaahnya, apakah itu merupakan pelanggaran atau tidak.
”Terlepas dari itu, kami berpandangan untuk senantiasa mengedepankan cara-cara politik adiluhung. Bukan hanya menjauhkan cara-cara kampanye hitam, namun juga sedapat mungkin menjaga keharmonisan dinamika antar paslon berikut pendukungnya dengan tidak melontarkan pernyataan-pernyataan yang dapat menyinggung dalam relasi situasi sosiopsikopolitik dengan paslon lain dan pendukungnya,” ujar Adi dalam siaran pers diterima redaksi.
Secara arif adi menyebutkan kejadian pada debat merupakan sebuah insiden yang harus disikapi namun menjadi sebuah evaluasi dan edukasi bagi mereka yang bertarung di Pilgub Jabar 2018. ”Ini menjadi sebuah evaluasi dan edukasi buat kita semua. Bahwa sekalipun atas nama kebebasan berekspresi, namun hendaknya tetap secara etis menjaga kepekaan sosial agar suasananya menjadi kondusif, tidak provokatif,” lanjutnya. (mg2/ign)