BANDUNG – Bank bjb mendorong para petani kopi agar bankable. Sebab, ini merupakan upaya menghindari ketergatungan petani pada tengkulak.
Vice President Corporate Secretary bank bjb Hakim Putratama mengatakan, hingga saat ini bank bjb memang belum menjangkau setiap pelosok. Meski demikian, bank dengan asset peringkat 13 peringkat nasional itu juga tidak tinggal diam. Salah satunya disiasati dengan program UMKM berbasis IT.
”Dengan UMKM berbasis IT, maka kami lebih jauh menjangkau petani di daerah,” ucap Hakim.
Dia mengklaim, dengan program Jawara UMKM bank bjb tidak hanya memberikan dana pinjaman untuk para petani. Tapi, dalam jangka waktu minimal enam bulan, mereka akan didamping sampai bisnis mereka bisa berkembang dan besar. ”Khusus untuk petani kopi sedang dalam pembicaraan dengan Pemprov. Kami mendorong agar petani kopi secara perbankan lebih bankable,” urainya.
”Jawara UMKM merupakan program nyata pendampingan enam bulan untuk pelaku UMKM agar mengelola segala bentuk pembiayaan dan bisnis dari sisi perbankan,” sambungnya.
Bicara soal petani, menurut Hakim, memang perlu banyak diedukasi. Sebab, umumnya hanya paham bagaimana menanam dan panen. Selepas itu, tidak tahu harus dijual kemana. Alhasil, mereka terus terjerat belenggu tengkulak.
”Salah satu faktor yang perlu diedukasi ke petani adalah uang harus ditaruh jadi rekening. Setiap pembelanjaan apapun harus melalui rekening, agar segala bentuk transaksi bisa terawasi,” ungkapnya.
Ketika bentuk transaksi itu bisa terlaporkan dengan baik, kata dia, lambat laun para petani akan teredukasi dengan baik secara perbankan. Sebab, segala sesuatunya terkontrol dengan baik dan benar.
Meski tidak menjadi UMKM sebagai pilar pendapatan, Hakim memastikan, program pemerintah ini akan dijalankan dengan baik di bank bjb. Bahkan, dengan program Jawara UMKM, bank bjb melakukan pendampingan dari awal hingga akhir. (rie)