“Lebih baik kita menjaga kondusivitas. Saya yakin seluruh pasangan calon beserta tim menjunjung tinggi sportivitas. Saya juga yakin semuanya tidak menghalalkan segala cara,” ujar santri yang aktif terlibat dalam pengajian rutin di Jawa Barat tersebut.
Senada diungkapkan Koordinator Umum Lembaga Pecinta Pilkada Damai, Rully Alfiady. Menurut dia, fenomena penyebaran isu hoax merupakan pelajaran buruk bagi demokrasi. Karena itu, dirinya berharap agar segala bentuk penyebaran itu dihentikan.
“Hal-hal seperti hoax dan semacamnya harus segera dihentikan. Saya kira ini preseden buruk bagi demokrasi dan masyarakat. Seluruh pemilih harus kita pandu agar memiliki informasi yang dapat dipertanggungjawabkan,” katanya.
Lebih jauh, Rully menambahkan penyebaran isu hoax merupakan cara-cara fitnah yang tidak termaafkan secara moral. Dia berharap agar seluruh stakeholder pemilu terutama Pilgub Jabar tidak menggunakan cara-cara yang tidak bermoral dalam praktik demokrasi.
”Fitnah kan lebih kejam dari pembunuhan. Maka, dalam kesempatan ini kami berharap agar seluruh pasangan calon berpijak pada nilai-nilai moral yang berlaku di tengah masyarakat,” ujarnya.
Bukan hanya memecah belah tatanan sosial, isu hoax dapat membumihanguskan sebuah bangsa. Seperti yang terjadi di Irak misalnya, tentang tuduhan keberadaan senjata pemusnah massal di Negara tersebut.
Sampai hari ini, Irak dan umumnya Negara Timur Tengah dilanda perang saudara. Bahkan, senjata pemusnah massal tersebut tidak pernah ditemukan. (nif/rmo/and/ign)