Bukan hanya itu. Helmy juga sedang padat-padatnya mengisi seminar dan menjadi public speaker. ’’Sempat ingin mundur di tengah jalan. Jadwal saya berantakan semua selama empat bulan,’’ ungkapnya.
Mengetahui Helmy nyaris patah semangat, teman-teman dan keluarga terus memberikan dukungan. Setelah berdiskusi lebih serius dengan sang istri, Helmy menyatakan tekadnya kembali bulat untuk melanjutkan seleksi.
’’Ada seorang teman saya yang sangat religius. Dia bilang, ’Udahlah Mas Helmy, ini kesempatan untuk beramal.’ Saya mengatakan dalam hati, iya juga ya. Karena saya tahu hidup saya dulu susah banget, tapi kemudian saya mendapatkan demikian banyak kenikmatan dari Allah SWT,’’ tuturnya.
Kali pertama datang dan melihat kondisi stasiun televisi yang berdiri sejak 1962 itu, sebagai Dirut baru, Helmy segera menyadari bahwa sangat banyak PR alias pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Mulai pengelolaan keuangan, peralatan-peralatan produksi yang menua, konten ancara yang perlu ditingkatkan, sampai masalah SDM yang usianya juga tak lagi muda.
’’Shock juga awalnya. Saya tahu akan banyak PR-nya. Ternyata lebih banyak dari yang dibayangkan. Tapi, syukurlah, direksi sangat solid. Dewan pengawas sangat mendukung. Kami pelan-pelan, tapi bekerjanya harus maraton,’’ kata alumnus University of Miami tersebut.
Sebenarnya, masuk ke TVRI ibarat pulang kampung bagi Helmy. Sebab, awal karirnya sebagai spesialis kuis yang membesarkan namanya juga dimulai di TVRI. Waktu itu pada 1989 Helmy terlibat dalam praproduksi sekaligus pembuat soal untuk kuis Serba Prima dan Gita Remaja di TVRI. Pada periode 1989–1998, Helmy juga terlibat sebagai pembuat soal dan akhirnya menjadi floor director untuk kuis fenomenal Berpacu Dalam Melodi.
Kini setelah menjadi orang nomor satu, Helmy mulai mengejar impiannya untuk menjadikan TVRI sebagai televisi publik, memegang fungsi edukasi dan informasi. Dia juga ingin TVRI bertransformasi menjadi stasiun televisi yang bisa menjangkau semua kalangan, termasuk kaum milenial.
’’Kritik orang, TVRI itu kan terlalu tua. Makanya look-nya lihat sekarang, grafisnya, ya sudah jauh berubah. Ini kami upayakan terus,’’ tambahnya.
Untuk meremajakan nuansa tampilan dan program TVRI, Helmy pun harus melakukan sejumlah cara. Pertama, meracik program-program di TVRI dengan lebih banyak menggaet pemain muda. Selain membuat program-program baru, Helmy coba me-reborn program-program lawas yang dulu fenomenal dan menjadi kekuatan utama TVRI.