SHANGHAI – Tiga seri balapan terlewati, tapi kemenangan tak kunjung mampir ke kubu Mercedes. Ini menjadi rekor tanpa kemenangan terlama sejak era mesin V6 Turbo Hybrid diperkenalkan pada 2014. Tim pabrikan asal Jerman itu mulai goyah dengan kepercayaan diri mereka.
Super star Mercedes Lewis Hamilton, bahkan merasa sudah kehilangan performa mobilnya sejak di seri pembuka di Australia. Tren negatif itu dirasa terus memburuk akhir pekan lalu di Shanghai. ”Jelas, sekarang kami bukan lagi tim tercepat. Kini, kami kedua atau ketiga,” ungkap Hamilton dikutip dari ESPN.
Usai kalah di dua seri pembuka, Mercedes punya mimpi besar bangkit di Shanghai. Bukan tanpa alasan, Hamilton punya rekor lima kemenangan di sana. Plus rekor mentereng Mercedes yang juga tak terkalahkan sejak 2014. Tapi apa jadinya? Mercedes malah kalah telak dari Ferrari di sesi kualifikasi. Padahal Mercedes selalu merebut pole di enam balapan terakhir di Shanghai. Di balapan, mereka tak berdaya melawan ketangguhan Red Bull.
Hamilton melabeli akhir pekan di Shanghai sebagai “bencana”. Sedangkan, mantan juara Formula 1 Damon Hill tanpa ragu menyebut tahun ini akan menjadi berakhirnya “dinasti” Mercedes. Di Shanghai, Mercedes tak lagi kalah dari Ferrari, tapi juga Red Bull.
Meski tertinggal sembilan poin dari Sebastian Vettel (Ferrari) di klasemen sementara pembalap, Hamilton tak mengendurkan targetnya. ”Tetap sama. Belum mengubah apa ang saya pikirkan,” katanya. Menurutnya, yang perlu dilakukan timnya saat ini adalah tetap bersatu dan bekerja keras untuk bisa kembali lebih kuat.
Analisis menarik datang dari juara dunia Formula 1 2016, dan satu-satunya pembalap yang mampu menumbangkan dominasi Hamilton di era mesin V6, Nico Rosberg. Dia memprediksi mantan rekan satu timnya di Mercedes itu memang sedang tidak dalam performa terbaiknya. ”Kalau dia tidap percaya diri, dia akan mulai membuat kesalahan. Saya penasaran melihat dia di Baku (seri berikutnya GP Azerbaijan 29-April),” ujarnya.
Bos Mercedes Toto Wolff memastikan mobil W09 tak bermasalah. Kecepatan dalam balapan juga tidak berkurang. Masalah terbesar mereka saat ini adalah tidak memiliki banyak pilihan untuk ban. Masalah yang dulu pernah dialami kini muncul lagi. Jika tidak terlalu panas, jadinya terlalu dingin. ”Masalah tersebut memicu hilangnya cengkeraman ban. Di saat bersamaan, Ferrari bisa menggunakan ban dengan rentang kompon yang panas,” paparnya. (cak/ign)