SUKABUMI – Pemilih muda di Jawa Barat (Jabar) dinilai sangat menentukan pemenangan dalam Pilkada Serentak 2018. Oleh sebab itu, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Barat menggandeng kampus untuk peningkatan partisipasi pemilih pemula dalam Pilkada tersebut, khususnya untuk Pilgub Jabar. KPU Jabar bahkan mematok target partisipasi masyarakat mencapai 70 persen.
“Pemilih muda di Jabar tinggi sekali, sementara asumsi sekarang anak muda agak sinis pada politik. Padahal keberadaan mereka sangat menentukan dalam pemenangan. Artinya, anak muda menentukan siapa yang akan menang pada Pilkada serentak ini,” ujar Presiden Direktur Center for Election and Political Party (CEPP), Chusnul Mariyah saat menyambangi kampus Univerisitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI), Rabu (11/4) lalu.
Menurut Chusnul, KPU Jabar mempunyai program electainment on campus di 30 kampus yang ada di Jabar. Di mana hampir setiap harinya ada kegiatan pendidikan pemilih pemula hingga Mei mendatang. Dalam kegiatan tersebut, ungkap Chusnul, diberikan materi pendidikan pemilih muda tentang makna demokrasi, pemilu, pilkada serta isu kebijakan yang ada di setiap daerah.
“Pemilih pemula, yang di dalamnya ada generasi milenial, yang berusia antara 17-29 tahun, jumlahnya mencapai sekitar 53 juta. Metode pendidikan yang mesti diterapkan kepada pemilih muda bukan model ceramah, tapi harus lebih banyak diskusi kelompok dengan senior sehingga belajar bersama. Kemasannya dalam bentuk fun but not funny, seperti menonton film tentang demokrasi dan simulasi pencoblosan sehingga tidak membosankan,” pungkas Chusnul.
Komisioner KPU Jabar, Ferdhiman Bariguna menuturkan, jumlah pemilih pemula kurang lebih sekitar lebih 6 juta jiwa dan generasi milenial 11-12 juta jiwa. Total pemilih muda mencapai sekitar 18 juta atau 60 persen dari total pemilih. Sehingga, suara para pemilih muda sangat penting dalam pelaksanaan pilkada mendatang. “Partisipasi pemilih pemula ini diharapkan bisa mencapai target tingkat partisipasi warga dalam pilkada serentak, sekitar 70 persen,” terang Ferdhiman.
Rektor UMMI, Sakti Alamsyah menambahkan, melihat jumlah pemilih pemula di Jabar yang jumlahnya sangat signifikan, diperlukan metode persuasif agar para pemilih pemula tersebut mau berpartisipasi aktif pilkada. Hal itu untuk menepis isu atau ajakan-ajakan yang mengarahkan para pemilih pemula untuk tidak ikut berpartisipasi.